Siap Adopsi Trustworthy News Indicators, 29 Media AMSI Tandatangani Komitmen Bersama

Menurut Sapto, media massa harus kredibel karena selain untuk menjaga kepercayaan publik, kredibilitas media massa adalah pondasi bagi keberhasilan mereka memainkan peran penting sebagai pilar demokrasi, agen informasi, dan kontrol sosial.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 07 Jul 2023, 09:10 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2023, 08:58 WIB
Pimpinan media yang tergabung dalam AMSI menghadiri acara diskusi kelompok terfokus (FGD)
Sejumlah Pimpinan media yang tergabung dalam AMSI menghadiri acara diskusi kelompok terfokus (FGD) dan penandatanganan komitmen bersama anggota Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) mengadopsi dan memenuhi trustworthy news indicators, di Hotel Ashley Menteng Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Wenseslaus Manggut mengingatkan pentingnya media siber mengantisipasi tantangan yang makin berat terkait masuknya teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) dalam industri pers.

"Saat ini kalau diukur, kira-kira akurasi teknologi AI for news untuk membantu produksi berita atau konten akurasinya sampai 90%. Ke depan akan semakin akurat. Karena itu kita harus mengupayakan agar media harus trusted. Punya diiferensiasi dengan produk-produk lain seperti medsos. Upayakan soal trusted. Dipercaya,” ujar Wenseslaus Manggut dalam acara diskusi kelompok terfokus (FGD) dan penandatanganan komitmen bersama anggota Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) mengadopsi dan memenuhi trustworthy news indicators, di Hotel Ashley Menteng Jakarta, Kamis 6 Juli 2023.

Menurut Wens, adanya indikator ketepercayaan media (trustworthy news indicators) yang diluncurkan AMSI sangat penting dan relevan agar media anggota AMSI makin tertantang bisa menunjukkan tata kelola yang baik, berkualitas kontennya dan memenuhi kepentingan publik. Harapannya setelah FGD ini, semua media anggota AMSI yang berjumlah 470 bisa menyusul mengadopsi indikator ini.

"Pertumbuhan media yang tidak terkendali membuat jumlahnya menjadi banyak sekali. Karena itu yang perlu kita upayakan adalah menjadi media yang trusted. Tidak hanya membuat konten yang mengejar trafik melulu. Yang hanya mengikuti selera menarik tapi sebenarnya tidak penting untuk publik,” kata Wens.

Sementara itu, Ketua Komisi Pendataan dan Ratifikasi Pers Dewan Pers, Atmaji Sapto Anggoro yang hadir menjadi pembahas mengapresiasi langkah AMSI membuat trustworthy news indicators. 

Menurut Sapto, media massa harus kredibel karena selain untuk menjaga kepercayaan publik, kredibilitas media massa adalah pondasi bagi keberhasilan mereka memainkan peran penting sebagai pilar demokrasi, agen informasi, dan kontrol sosial. 

"Sangat penting bagi media untuk menjaga integritas, objektivitas, dan keandalan dalam menyampaikan berita dan informasi kepada publik. Karena itu atas nama pribadi dan anggota dewan pers, saya mengapresiasi langkah AMSI membuat indikator ini. Tapi untuk diterima secara resmi oleh dewan pers, saya tidak bisa memutuskan sendiri. Kan harus dibawa ke rapat pleno. Ini sumbangan yang baik dari AMSI,” kata Sapto.

DItempat yang sama, Chief of Party Internews Indonesia, Eric Sasono, menyambut baik rumusan trustworthy news indicators yang terus diupayakan AMSI. Dia mendukung upaya trustworthy news indicators diterapkan media anggota AMSI.

"Ini jalan yang tidak mudah untuk media. AMSI memilih jalan ini untuk meraih kepercayaan terhadap media dengan  membuat self regulation untuk mempertahankan sustainability media. Langkah yang harus kita dukung terus," kata Eric.

Diskusi kelompok terfokus yang dipandu pendiri KabarMakassar.com, Upi Asmaradhana, juga menghadirkan pembicara peneliti media UMN Ignatius Hariyanto dan sekretaris jenderal AMSI, Wahyu Dhyatmika.

Wahyu Dhyatmika menjelaskan secara detil dan contoh penerapan tiap indikator yang bisa memandu  media yang ingin mengadopsi trustworthy news indicators.

“Tahapan FGD di beberapa tempat telah sepakat soal rumusan 11 poin trustworthy. Ke depan kita perlu menggali lagi tentang apa diferensiasi publisher bisa masuk kategori diterima dan memenuhi 11 indikator ini sehingga boleh memasang label trusted. Bagaimana memutuskan, pendampingan, mengawasinya dan seterusnya,” kata Wahyu. 

Peneliti media, Ignatius Haryanto mengatakan, penting adanya rumusan indikator keterpercayaan terhadap media. Ia memuji langkah maju AMSI yang sudah dijalankan. 

"Untuk meningkatkan keterpercayaan publik, 11 indikator ini baik untuk diadopsi. Saat ini banyak media memproduksi konten yang bisa kita ibaratkan junk food, dikonsumsi audiens karena banyak yang suka, tapi pertanyaannya apakah sehat? Fungsi media saat ini seperti itu, media sebaiknya tidak hanya menghibur tapi harus mengedepankan fungsi pendidikan dan tanggung jawab sosial," tegasnya. 

Proses penyusunan 11 indikator ketepercayaan media dimulai dengan serangkaian diskusi di Jakarta, Bali dan Makassar pada Oktober 2021 untuk menyerap aspirasi dan pandangan publik tentang indikator media yang mereka percayai. 

 

Raih Brans Safety dan Kepercayaan Publik

Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut
Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut. Dok: AMSI

Pada tahun 2022, AMSI melakukan penelitian mendalam dengan machine vetting dan human vetting. Jumlah media yang diperiksa 1262. Media yang memenuhi brand safety berdasar standar GARM (Global Alliance Resposible for Media) sebanyak 687 media, terdiri dari 367 media anggota dan sisanya media non anggota.

Tahun 2023 AMSI juga kembali meneliti 526 media baik dengan mesin maupun manual analisis konten oleh para periset. AMSI juga menggelar tiga kali workshop pada 2023, dengan melibatkan para pemangku kepentingan meliputi pengusaha, ekonom, akademisi, penyelenggara negara, lembaga survei, dewan pers, tokoh perempuan, mahasiswa, jurnalis dan pemilik media. Rangkaian program penyusunan Trustworthy News Indicator oleh AMSI,  mendapat dukungan Internews dan USAID Media.

Direktur Eksekutif AMSI, Adi Prasetya, dalam laporan pelaksanaan program menyatakan, rumusan 11 indikator ketepercayaan media adalah langkah AMSI untuk meraih kembali kepercayaan publik dan brand safety.

Rumusannya merujuk kode etik jurnalistik, standar dunia periklanan internasional GARM, dan pedoman pemberitaan media siber. Selengkapnya indikator itu, bisa disimak di website www.amsi.or.id/trust-worthy-news/.

"Untuk sampai pada titik hari ini, yakni komitmen bersama media anggota AMSI perlu waktu hampir dua tahun. Jalan meraih kepercayaan publik dan brand safety belum usai. Perlu dilanjutkan dengan adopsi oleh lebih banyak  anggota, bagaimana  AMSI memutuskan, memvalidasi, mengevaluasi, mensosialisasikan ke banyak stakeholder lain seperti pengiklan, masyarakat, dan juga kita perlu menyerahkan dokumen indikator ini agar diterima resmi Dewan Pers,” kata Adi Prasetya, dalam laporan singkatnya di hadapan peserta FGD.

Sebanyak 29 pemimpin media  anggota AMSI dari berbagai wilayah di Indonesia menandatangani komitmen bersama mengadopsi trustworthy news indicators. Mereka adalah pemimpin media dari KLY Group, tempo.co, katadata.co.id, republika.co.id, viva.co.id, inews.id, hukumonline.com, Jurnas.com, Kabar Group Network, Solopos.com, tribunjogja,com, beritajatim.com, dan  timesindonesia.co.id.

Selain itu, ada wartabromo.com, krjogja.com, batamnews.co.id, kabarmedan.com, wongkito.co, harapanrakyat.com, jabarnews.com, sukabumiupdate.com, suarakalbar.co.id, Jubi.id, floresa.co, kabarpulau.co.id, darilaut.id, suarakalbar.co.id, pontianakpost, dan beritabali.com.

Infografis Cek Fakta
Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya