Liputan6.com, Jakarta - Isu keretakan menerpa Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dideklarasikan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB pada 13 Agustus 2022. Sudah 11 bulan lebih Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden atau bacapres KKIR belum memutuskan bakal Calon wakil presiden alias bacawpres untuk Pilpres 2024.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengungkap masih ada opsi bagi partainya berpindah haluan dengan cara bergabung koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP. Menurut Cak Imin, hal itu bisa terjadi bila rekan koalisinya Gerindra tidak kunjung memberi kepastian kursi cawapres.
Baca Juga
"Kalau kemudian PDIP memberi harapan baru pada saya, barang kali nanti kalau tidak ada kepastian di Gerindra ya ikut PDIP aja," ujar Cak Imin di Jakarta, Jumat 4 Agustus 2023.
Advertisement
Adapun Sekretaris Jenderal atau Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyambut positif soal sinyal dari PKB. Terutama untuk membuka peluang membangun kerja sama di Pilpres 2024.
"Ya kami welcome (menyambut), karena kerja sama itu kan menjadi suatu keharusan menjadi bagian dari kultur bangsa," kata Hasto Kristiyanto di Jakarta, Sabtu 5 Agustus 2023.
Hasto bahkan menyebut PDIP dan PKB memiliki sejarah dan historis yang amat panjang. Terutama dari aspek ideologi kedekatan para pemimpinnya. Tak hanya itu, dia juga menilai PDIP dan PKB memiliki akar basis massa yang saling melengkapi satu sama lainnya.
"Apalagi hubungan PDI Perjuangan dengan PKB itu kan memang dari sejarah pembentukannya dari aspek ideologi kedekatan para pemimpinnya, dan juga secara kultural serta akar basis massa itu memang saling melengkapi," Sekjen PDIP itu menekankan.
Baik Muhaimin Iskandar maupun Hasto Kristiyanto memang baru sebatas melempar dan menerima sinyal. Bagaimana ragam tanggapan sinyal PKB akan pindah haluan ke PDIP? Simak dalam rangkaian Infografis berikut ini:
Infografis Sinyal PKB Pindah Haluan ke PDIP
Advertisement