Megawati Soekarnoputri Terharu Ingat Tiga Stanza Lirik Indonesia Raya

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri terharu saat mengingat tiga stanza dalam lirik Indonesia Raya. Dia merasa sang pembuat lirik sudah membuat Indonesia Raya dengan mengacu kondisi di Tanah Air.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 23 Agu 2023, 23:05 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2023, 23:05 WIB
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri Hadir di acara Peresmian Patung Bung Karno di Omah Petroek, Dusun Wonorejo, Pakem, Yogyakarta. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri terharu saat mengingat tiga stanza dalam lirik Indonesia Raya. Dia merasa sang pembuat lirik sudah membuat Indonesia Raya dengan mengacu kondisi di Tanah Air.

Awalnya, Presiden kelima RI itu mengatakan Indonesia adalah negara yang beragam dari sisi etnis, suku, agama, dan antargolongan. Megawati Soekarnoputri mengaku sering turun ke rakyat sehingga dirinya mengetahui segala keragaman Indonesia sampai ke hal yang aneh sekali pun.

"Jadi, keragaman kita ini luar biasa. Kalau enggak pernah turun, udah, deh. Nanti bingung, betul, tetapi karena saya tahu, saya turun ke bawah, segala macam, segala macam, ketemu yang aneh-aneh, ini keragaman Indonesia Raya," kata Megawati saat berpidato di acara Peresmian Patung Bung Karno di Omah Petroek, Dusun Wonorejo, Pakem, Yogyakarta, Rabu (23/8/2023).

Dia kemudian mengajak semua pihak untuk mendengarkan Indonesia Raya sebanyak tiga stanza. Megawati menilai lirik lagu itu ditulis berdasarkan kondisi Tanah Air.

"Makanya, coba dengarkan Indonesia Raya, itu luar biasa. Nanti saya mau memperkenalkan, kemarin waktu BPIP itu tiga stanza, aduh, kalau dengar itunya, hmm, apa, ya. Bikin liriknya itu, lo, waduh luar biasa. Betul, lo," tutur Megawati dengan terbata-bata.

 

Masih Ada yang Diam

Namun, kata Megawati, warga di Tanah Air masih ada yang diam saja dan tak terharu ketika Indonesia Raya berkumandang.

"Kadang orang wes meneng wae (diam saja) menganggapnya. Indonesia Raya opo ora to yo. Benar, lo. Saya enggak pernah bohong. Saya ketemu orang seribu satu macam," ucap dia kembali dengan terbata-bata menahan haru.

Megawati memilih menghentikan pidatonya karena tidak bisa menahan haru. Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) merasa tidak memiliki waktu cukup apabila terus berbicara.

Beberapa yang hadir termasuk Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto juga tampak ikut terharu, mengelap matanya yang basah.

"Sampun, nggeh. (Sudah ya). Nanti sampai malam. Saya pamit, mau pulang," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya