Jadi Magnet Urbanisasi, Begini Strategi Pemkot Depok Hadapi Pendatang Baru

Idris menyinggung, setiap tahunnya sekitar 40-45 ribu pendatang baru atau sekitar 3,4 persen tinggal di Kota Depok. Bahkan sebelum Covid-19 pernah mencapai angka empat persen.

oleh Rifqy Alief Abiyya diperbarui 28 Sep 2023, 06:44 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2023, 06:44 WIB
Wali Kota Depok, Mohammad Idris usai melakukan pemotongan kabel semrawut di Jalan Tole Iskandar, Sukmajaya, Kota Depok.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Jakarta - Kota Depok saat ini menjadi salah satu magnet urbanisasi yang tak dapat dihindari. Melihat kondisi ini, Pemkot Depok melakukan skenario supaya lebih terarah dan terencana.

Walikota Depok, Muhammad Idris, mengatakan sangat realistis bahwa Depok menjadi kota urban dan magnet bagi masyarakat untuk mampir sebentar atau berdomisili.

“Sisi geografis dia tempat yang memang berada di poros kota-kota besar yang ada di Jabodetabek. Dia berdiri berada di antara kota Bogor, kabupaten Bogor, Tangsel, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan juga Bekasi. Nah, posisi ini lah yang membuat Depok ini menjadi kota di mana orang ingin datang atau berdomisili,” ujar Muhammad Idris saat mengunjungi Gedung KLY di Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2023).

Idris menyinggung, setiap tahunnya sekitar 40-45 ribu pendatang baru atau sekitar 3,4 persen. Bahkan sebelum Covid-19 pernah mencapai angka empat persen.

“Penduduk itu datang ke kota Depok karena memang aksesibilitas kota Depok untuk ke Jakarta sebagai ibu kota ini juga sangat mudah ya ada transportasi bus, ada transportasi kereta,” ungkap Idris.

“Mereka datang ke kota Depok seperti itu, nah tentunya ini bisa bernilai positif, bisa juga negatif positifnya,” lanjutnya.

Dampak positif ketika warga yang datang sudah memiliki pekerjaan atau kompeten menjadi seorang pekerja. “Sebaliknya dianggap kurang tidak positif lah seperti itu. Nah inilah yang harus kita rekayasa keadaan seperti ini, nah perencanaan kita,” ujarnya.

Lanjut, Idris menjelaskan, pihaknya menyusun rencana tata ruang RT/RT, lalu tata luar wilayah. Itu semua nantinya akan disesuaikan dengan kondisi pemukiman, transportasi, dan sebagainya.

 

 

Tingkatkan Pelayanan Dasar Masyarakat

Idris juga mengatakan akan meningkatkan pelayanan publik khususnya pelayanan kesehatan dasar. Yang mana di setiap RT-RW, telah ada pelayanan kesehatan dengan tiga posyandu.

“Sisi pelayanan publik juga demikian dari sisi pelayanan publik kesehatan, dari sisi pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan dan juga daya saing untuk ekonomi itu sudah kita siapkan tempatnya,” ujar Idris.

Selain dari sisi pelayanan kesehatan masyarakat, Depok juga berupaya mengembangkan pemberdayaan masyarakat, lansia, remaja, hingga pemberdayaan masyarakat untuk konservasi lingkungan.

“Konservasi lingkungan menjadi sebuah konsentrasi-konsentrasi kita karena memang tadi dampak daripada urban ini,” ujar Walikota Depok tersebut.

Ia menganggap salah satu dampak bagi suatu daerah jika semakin banyak penduduknya, akan semakin banyak sampah yang dihasilkan. Karenanya konservasi lingkungan harus dilakukan untuk menangani masalah sampah tersebut.

“Semakin banyak penduduknya semakin banyak sampahnya, makanya kita juga melakukan tadi konservasi lingkungan. Ini penanganan-penanganan sampah, banjir dan juga tentunya ada konservasi lingkungan hidup yang lainnya,” ungkapnya.

Infografis Destinasi Wisata Urban
Wisata urban adalah wisata yang menjadikan ruang-ruang publik kota dan pengalaman hidup di perkotaan sebagai atraksi utama. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya