Wanita di Surabaya Tewas Dianiaya Usai Dugem, Pelaku Diduga Anak Anggota DPR

Seorang wanita berinisial DSA (29) tewas diduga akibat dianiaya seorang pria di sebuah apartemen usai dugem di Surabaya. Terduga pelaku pria merupakan teman kencan korban yang diduga anak dari anggota di DPR RI.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2023, 21:22 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2023, 21:19 WIB
Ilustrasi Penganiayaan (Istimewa)
Ilustrasi Penganiayaan (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita berinisial DSA (29) tewas diduga akibat dianiaya seorang pria di sebuah apartemen usai dugem di Surabaya. Terduga pelaku pria merupakan teman kencan korban yang diduga anak dari anggota di DPR RI.

Kuasa hukum keluarga korban, Dimas Yemamura mengatakan, bahwa tewasnya korban diduga kuat akibat penganiayaan. Oleh karenanya pihak keluarga meminta agar polisi bisa mengungkap kejadian yang sebenarnya

"Ibu almarhumah sudah membuat laporan ke Polrestabes Surabaya," ujar Dimas, Kamis (5/10/2023).

Dia menjelaskan, terlapor tak lain adalah pacar korban inisial GRT, yang diduga adalah anak seorang anggota DPR RI.

"Terlapor ini diduga salah satu anak anggota DPR RI dari Komisi IV. Ini sangat ironis karena anak pejabat melakukan penganiayaan berat hingga meninggal dunia," ungkapnya.

Lebih lanjut Dimas menuturkan bahwa saat korban pertama kali ditemukan, kondisinya memprihatinkan.Terdapat luka lebam di lengan, dada, dan paha.

"Penganiayaannya dimulai dari di room itu sudah ditendang dipukul," ujarnya.

Polisi Periksa 15 Saksi

Ilustrasi penganiayaan.
Ilustrasi penganiayaan.

Sementara itu, polisi telah memeriksa sebanyak 15 saksi untuk melakukan pendalaman. Dari saksi yang diperiksa, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.

"Kami periksa beberapa saksi, baik rekan korban, security di lokasi dan saksi-saksi yang (melihat) korban meninggal dunia," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukomono, Kamis (5/10/2023).

Selain melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi, polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap rekaman CCTV yang ada di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP). Hendro menyebut ada lima titik CCTV yang diperiksa. Antara lain di lokasi hiburan malam, lobby hiburan malam, parkiran mal, apartemen korban dan rumah sakit.

Terkait adanya tindakan kekerasan atau penganiayaan terhadap korban yang terekam CCTV, polisi masih belum mau membeberkannya. Alasannya masih dalam tahap penyelidikan. "Ini masih kami dalami," tegas Hendro.

 

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya