Psikolog Sebut Mengakhiri Hidup Dipicu Kondisi Ketidakmampuan Seseorang Hadapi Masalah

Kasus bunuh diri di Indonesia pada tahun 2023 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

oleh Ika Defianti diperbarui 06 Jan 2024, 14:45 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2024, 14:45 WIB
kesehatan mental
Ilustrasi anak yang sedih karena kesehatan mentalnya. (Foto: Unsplash/Jordan Whitt)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus bunuh diri di Indonesia pada tahun 2023 mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode Januari-Oktober 2023, Polri mencatat ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia. Angka tersebut melampaui data pada tahun 2022 yang tercatat sebanyak 900 kasus.

Psikolog klinis dan Co-Founder Ohana Space, Veronica Adesla menyebut ketidakmampuan orang untuk menghadapi konflik-konflik dalam kehidupan dapat mendorong orang pada titik putus asa dengan hidupnya sendiri. Saat merasa putus asa dengan hidup seseorang berpikir untuk mengakhiri hidupnya. 

Kata dia, berdasarkan penelitian yang ada salah satu faktor utama kasus bunuh diri yaitu keluarga. Mulai dari adanya masalah, tekanan hingga tuntutan keluarga.

"Yang mungkin tidak bisa diutarakan ataupun diselesaikan dan disampaikan. Akhirnya kemudian mendorong pada perilaku bunuh diri, seperti itu. Depresi kemudian masuk kepada bunuh diri," kata Veronica kepada Liputan6.com.

Kendati begitu dia menyebut keluarga juga menjadi salah satu faktor yang dapat membuat orang berpikir ulang ketika mau melakukan bunuh diri. Sebab seseorang akan berpikir ulang dampak atau trauma yang akan ditimbulkan untuk keluarga.

"Jadi di satu sisi keluarga bisa menjadi penyebab, tapi di sisi lain keluarga bisa menjadi salah satu juga yang mencegah orang itu untuk melakukan," ucapnya.

Data Jumlah Kasus Bunuh Diri di Indonesia Diprediksi 4 Kali Lipat

Berhubungan dengan Gangguan Mental
Ilustrasi Stres dan Kelelahan Credit: pexels.com/pixabay

Sebelumnya, Emotional Health for All (EHFA) menyerukan bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.

Menurut Project Leader & Founder EHFA Sandersan Onie, topik kesehatan mental sebenarnya semakin terdengar beberapa tahun belakangan. Ini membuat orang-orang mulai peduli dengan kesehatan mental.

Namun, ternyata permasalahan kesehatan mental di Indonesia dinilai cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan tingkat bunuh diri yang masih banyak.

“Berdasarkan penelitian terbaru, kami menemukan bahwa tingkat bunuh diri di Indonesia yang sebenarnya mungkin setidaknya 4 kali lipat dari angka yang dilaporkan. Dan jumlah percobaan bunuh diri setidaknya 7 kali lipat dari jumlah tersebut,” kata pria yang akrab disapa Sandy dalam konferensi pers di Jakarta Selatan.

Sementara, data lainnya menunjukkan bahwa hanya terdapat 4.400 psikolog dan psikiater di Indonesia yang jumlah populasinya lebih dari 250 juta orang. Maka dari itu, jumlah tenaga kesehatan mental di Indonesia dinilai minim.

Kesehatan mental tidak mengenal usia, jenis kelamin, agama, ataupun status sosial. Semua orang berhak mendapatkan akses layanan dan penanganan kesehatan mental yang tepat.

Mengenai penanganan masalah kesehatan mental melalui pendekatan agama, Sandy menjelaskan bahwa ia sering menemukan kejadian diskriminasi yang didasarkan pada keyakinan yang keliru tentang agama.

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya