Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah mengatakan pihaknya tidak akan membuang kesempatan berinvestasi di Arab Saudi. Apalagi, saat ini mereka tengah membuka keran investasi kepada siapa pun yang memiliki keinginan, tak terkecuali BPKH.
“Pasti, pasti kita akan maksimalkan,” kata Fadlul kepada awak media di Bandung, Sabtu (8/2/2025).
Advertisement
Baca Juga
Namun Fadlul mengatakan selain modal, investasi juga harus didukung dengan penguatan sumber daya manusia (SDM) mumpuni. Menurutnya hal itu menjadi salah satu poin dari rencana strategis atau renstra BPKH di tahun ini.
Advertisement
“Challenge (tantangan) kita terbesar adalah SDM sekarang. SDM kita harus yang punya kompetensi mengelola akomodasi, catering, kemudian transportasi, pesawat, itu kan harus punya dan harus yang berskala internasional. Karena kita melakukan kegiatan itu di luar negeri dan kita punya vendor orang-orang internasional,” ujar Fadlul.
Fadlul mengungkap, kegiatan bisnis di Saudi hampir semua pihak terlibat adalah impor. Maka ketika ingin berinvestasi maka vendornya dipastikan orang di luar negara tersebut.
“Orang Arabnya sendiri sebenarnya hanya sebagai pengusaha yang juga melakukan impor terhadap barang-barang yang diperlukan. Makanya challenge terbesar kita adalah lebih kepada SDM. Kalau masalah dana Alhamdulillah ada, cukup,” yakin dia.
Model BPKH Harus Terakselerasi
Fadlul ingin, modal yang dimiliki BPKH terakselerasi. Contohnya, dari dari Rp 1 triliun menjadi Rp 2 triliun yang diyakini tidak sederhana karena butuh infrastruktur hukum, perlu infrastruktur keuangan dan infrastruktur sistem akutansi.
“Ini kan kita main ke rill sektor, bayangin aja kita harus punya dapur, kita harus punya hotel, siapa yang ngejagain hotel? Walaupun kita nanti bentuknya akan sewa, tapi tetap aja kan? Kalau ada apa-apa kan kita tetap harus ada yang standby di sana (Saudi),” jelas Fadlul.
Fadlul melihat, kalau jemaah sedang di puncak musim haji atau umrah maka hotel kelolaan BPKH di Golda Tulip Ansor okupansinya bisa mencapai 100%. Jika sebaliknya, maka harus ada SDM yang kompeten bisa melakukan sesuatu untuk mengejar target keuntungan.
“Harus ada orang yang paham mengenai pengelolaan hotel secara internasional. Nggak seperti yang biasa di domestik kita lakukan. Apalagi ini harus berkaitan dengan syariah. Kesyariahan kita ini berkaitan dengan keuangan,” beber dia.
“Jadi nggak banyak talents di Indonesia yang punya talents untuk keuangan syariah. Apalagi investasi syariah. Hitung-hitungan segala macam. Nah itu yang menjadi challenge kita saat ini,” imbuhnya menandasi.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)