Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum PAN Eddy Soeparno merespons gerakan Indonesia Gelap yang saat ini ramai di media sosial. Menurut Eddy, seharusnya seluruh bangsa Indonesia optimis.
“Pandangan pesimisme tentu akan melihat gelap dan jalan buntu. Pandangan optimis percaya bahwa selalu akan ada cahaya di ujung terowongan. Kita pilih yang mana? Saya pilih optimis bahwa Indonesia akan cerah dan maju,” kata dalam keterangannya, Kamis (20/2/2025).
Baca Juga
Wedy mengajak menyebarkan optimisme dengan memberikan berbagai ide dan gagasan untuk kebijakan publik yang terus lebih baik.
Advertisement
“Daripada jadi bagian yang mengutuk kegelapan, saya memilih untuk menjadi pihak yang menyalakan lilin. Pemerintah memberikan ruang seluas-luasnya bagi berbagai pihak untuk memberikan ide, gagasan dan bahkan masukan. Manfaatkan sebaik-baiknya ruang itu, tapi sebaiknya tidak menyebarkan pesimisme,” lanjut Eddy.
Dalam pandangan Eddy, pemerintah saat ini terus berupaya memberikan program-program pro rakyat dengan berpihak pada rakyat kecil. Mulai dari pembebasan utang UMKM, Nelayan, hingga keberpihakan Presiden Prabowo pada pengecer gas LPG 3kg yang juga didominasi pedagang kecil.
Contoh lain misalnya ketika Presiden Prabowo mendengar aspirasi publik mengenai kebijakan PPN 12 persen. Semua aspirasi didengar, tidak ada kritik yang diberangus dan bahkan kebijakan dijalankan berdasarkan masukan masyarakat.
“Bagi saya mari kita berikan kesempatan pemerintah bekerja. Optimisme itu perlu dan penting untuk merawat harapan. Bagaimana caranya? Dengan terus memberikan masukan jika dianggap tidak tepat dan memperluas implementasi kebijakan jika dianggap sudah benar dan tepat sasaran,” lanjut Eddy.
Salah satu hal Eddy percaya Indonesia akan cerah dan maju adalah sikap Presiden Prabowo yang tidak pernah anti kritik dan bahkan memberikan ruang seluas-luasnya bagi berbagai gagasan dan ide yang disampaikan dari berbagai saluran.
“Pak Prabowo berhasil menepis ketakutan mereka yang menganggap beliau anti kritik. Justru Pak Prabowo sangat mendengar dan tidak ada demonstrasi yang direpresi. Itu saja sudah membuktikan bahwa ke depan Indonesia akan cerah,” kata dia.
“Sekali lagi, berhenti mengutuk kegelapan dan ayo kita lakukan kerja nyata nyalakan lilin untuk terangi semua,” pungkasnya.
Ketua BEM SI: Puncak Demo 'Indonesia Gelap' Digelar 20 Februari 2025 di Jakarta
Puncak demonstrasi "Indonesia Gelap" yang digagas Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) akan digelar pada Kamis, 20 Februari 2025 di Patung Kuda Jakarta pukul 14.00 WIB - Selesai. Aksi ini merupakan puncak dari serangkaian protes terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat.
Demo terpusat di Jakarta, bertepatan dengan pelantikan kepala daerah di Istana Negara, menunjukkan upaya mahasiswa untuk menekan pemerintah. Aksi ini diawali pada 17 Februari 2025 dan mengungkapkan 13 tuntutan utama, termasuk isu pendidikan, ekonomi, dan hukum.
Koordinator Pusat BEM SI, Herianto, saat dihubungi Liputan6.com pada Rabu (19/2/2025) menyatakan, "Iya betul, digelar 20 Februari 2025."
Ia menambahkan, "Bedanya kali ini di hari Kamis, 20 Februari 2025 yang bertepatan dengan pelantikan seluruh Kepala Daerah di Indonesia di Jakarta (Kepala daerah terpilih akan dilantik oleh presiden secara serentak di Istana Negara)."
Hal ini menjadi strategi BEM SI untuk memanfaatkan momentum pelantikan tersebut sebagai sarana menyampaikan tuntutan mereka secara langsung kepada pemerintah. Demo ini bukan sekadar unjuk rasa biasa, melainkan representasi aspirasi rakyat yang perlu didengarkan oleh pemerintah.
Herianto juga menambahkan, "Karena selain Presiden, Kepala Daerah juga tokoh yang sangat berperan membawa Indonesia menjadi lebih terang." Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Rabu (19/2/2025).
Advertisement
Gelaran Puncak Demo “Indonesia Gelap” 2025
Puncak demonstrasi "Indonesia Gelap" pada 20 Februari 2025 di Jakarta menandai eskalasi protes mahasiswa terhadap berbagai kebijakan pemerintah.
Aksi ini diperkirakan akan melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Aksi ini juga merupakan puncak dari serangkaian demonstrasi yang dimulai sejak 17 Februari 2025.
Salah satu isu utama yang disoroti adalah kebijakan efisiensi anggaran yang dianggap merugikan masyarakat kecil. Kurangnya transparansi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga menjadi sorotan. Demo ini juga bertepatan dengan pelantikan kepala daerah di Istana Negara, yang menunjukkan upaya mahasiswa untuk memberikan tekanan lebih besar kepada pemerintah.
Herianto kepada Liputan6.com menegaskan, "Besok adalah puncaknya, tepatnya jika pemerintah mau menanggapi poin-poin tuntutan. Jika ‘Indonesia Mulai Terang’ maka ini adalah puncaknya. Tapi kalau Pemerintah masih juga tidak menanggapi kami, maka Indonesia Gelap akan terus ada (demo lanjutan) dengan tajuk yang berbeda."
Ditegaskan bahwa aksi ini bersifat dinamis dan akan berlanjut jika tuntutan mahasiswa tidak dipenuhi.
