Meski berpuasa, ribuan warga miskin asal Kecamatan Anreapi, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, rela antre berjam-jam di bawah terik matahari yang membakar kulit. Mereka mengantre demi mendapatkan bantuan BLSM Rp 300 ribu di kantor pos setempat. Karena tak tahan di tengah panas matahari, sejumlah penerima BLSM jatuh pingsan di tengah antrean. Korban terpaksa digotong petugas dan warga meninggalkan kerumuman massa.
Cuaca panas di tengah terik matahari tak membuat 2.000-an penerima bantuan BLSM asal Kecamatan Anreapi ini bergeming. Panitia memang menyiapkan tenda namun kapasitasnya terbatas, hingga warga tetap saja kepanasan.
Rina, warga Dusun Papandangan, Kecamatan Anreapi, Polewali Mandar, adalah salah satu warga yang jatuh pingsan di tengah antrean ribuan warga yang berdesak-desakan menunggu giliran pencairan BLSM. Meski sengaja datang pagi-pagi, Rina tetap saja harus mengantre panjang. Karena banyak warga justru datang lebih pagi di kantor pos setempat agar bisa mendapatkan pencairan BLSM lebih awal.
Meski sempat dibawa ke dalam kantor pos setempat untuk mendapatkan pertolongan, Rina akhirnya kembali digotong warga dan petugas sambil berjalan kaki ke puskesmas terdekat, karena belum siuman. Karena kondisinya tak memungkinkan mengantre lagi, petugas kepolisian dan TNI yang berjaga di lokasi berinisiatif membantu mempermudah korban untuk mencairkan bantuannya, tanpa harus antre panjang selama berjam-jam.
Sani, tetangga Rina yang ikut mengantre persis di depan korban kaget lantaran tetangganya itu langsung terkulai di tengah antrean. "Saya terpaksa membatalkan antrean panjang dan lebih memilih menolong Rina. Setelah menolongnya, saya kembali mengantre di deretan belakang," ujar Sani di lokasi antrean, Polewali Mandar, Senin (15/7/2013).
Meski sejumlah penerima BLSM jatuh pingsan, namun tidak menghalangi pembagian BLSM. Petugas PT Pos yang melakukan pengecekan kelengkapan berkas, tetap bekerja melayani antrean penerima BLSM. Sementara aparat kepolisian dan TNI yang berjaga di lokasi mengamankan warga yang jatuh pingsan.
Berpeluh keringat sudah pasti. Namun harapan bisa membawa pulang Rp 300 ribu untuk membeli daftar kebutuhan sembako mampu mengalahkan semuanya. Termasuk rela berdesak-desakan dan berpanas-panasan sambil menunggu giliran.
Kenaikan harga sembako sejak 2 bulan terakhir hingga memasuki Ramadan, kian membebani warga terutama masyarakat miskin. Meski bantuan ini jauh dari cukup untuk memenuhi beban kebutuhan mereka, namun paling tidak bantuan ini bisa meringankan mereka di tengah gejolak kenaikan harga sembako yang cenderung tak terkendali. (Frd/Mut)
Cuaca panas di tengah terik matahari tak membuat 2.000-an penerima bantuan BLSM asal Kecamatan Anreapi ini bergeming. Panitia memang menyiapkan tenda namun kapasitasnya terbatas, hingga warga tetap saja kepanasan.
Rina, warga Dusun Papandangan, Kecamatan Anreapi, Polewali Mandar, adalah salah satu warga yang jatuh pingsan di tengah antrean ribuan warga yang berdesak-desakan menunggu giliran pencairan BLSM. Meski sengaja datang pagi-pagi, Rina tetap saja harus mengantre panjang. Karena banyak warga justru datang lebih pagi di kantor pos setempat agar bisa mendapatkan pencairan BLSM lebih awal.
Meski sempat dibawa ke dalam kantor pos setempat untuk mendapatkan pertolongan, Rina akhirnya kembali digotong warga dan petugas sambil berjalan kaki ke puskesmas terdekat, karena belum siuman. Karena kondisinya tak memungkinkan mengantre lagi, petugas kepolisian dan TNI yang berjaga di lokasi berinisiatif membantu mempermudah korban untuk mencairkan bantuannya, tanpa harus antre panjang selama berjam-jam.
Sani, tetangga Rina yang ikut mengantre persis di depan korban kaget lantaran tetangganya itu langsung terkulai di tengah antrean. "Saya terpaksa membatalkan antrean panjang dan lebih memilih menolong Rina. Setelah menolongnya, saya kembali mengantre di deretan belakang," ujar Sani di lokasi antrean, Polewali Mandar, Senin (15/7/2013).
Meski sejumlah penerima BLSM jatuh pingsan, namun tidak menghalangi pembagian BLSM. Petugas PT Pos yang melakukan pengecekan kelengkapan berkas, tetap bekerja melayani antrean penerima BLSM. Sementara aparat kepolisian dan TNI yang berjaga di lokasi mengamankan warga yang jatuh pingsan.
Berpeluh keringat sudah pasti. Namun harapan bisa membawa pulang Rp 300 ribu untuk membeli daftar kebutuhan sembako mampu mengalahkan semuanya. Termasuk rela berdesak-desakan dan berpanas-panasan sambil menunggu giliran.
Kenaikan harga sembako sejak 2 bulan terakhir hingga memasuki Ramadan, kian membebani warga terutama masyarakat miskin. Meski bantuan ini jauh dari cukup untuk memenuhi beban kebutuhan mereka, namun paling tidak bantuan ini bisa meringankan mereka di tengah gejolak kenaikan harga sembako yang cenderung tak terkendali. (Frd/Mut)