Anggota Komisi V DPR Saleh Husin mengatakan pembelian pesawat khusus kepresidenan tahun ini kurang tepat. Apalagi, pesawat itu direncanakan akan tiba di Tanah Air saat rakyat Indonesia tengah terpuruk karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Saya kira waktunya kurang tepat, di mana orang sedang ngantre beras miskin dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)," kata Saleh Husin dalam pesan singkatnya di Jakarta, Jumat (19/7/2013).
Menurut Saleh, pembelian pesawat khusus kepresidenan itu memang perlu dan bisa menambah prestise Indonesia di mata dunia internasional. Namun di tengah situasi ekonomi dunia, termasuk Indonesia yang belum menentu, pembelian itu kurang tepat.
"Maka sebaiknya pembelian pesawat kepresidenan ditunda dulu," kata politisi Hanura itu.
Tak hanya itu, pembelian pesawat khusus kepresidenan itu dinilai sangat bertolak belakang dengan sikap pemerintah yang belum lama ini meneriakkan kekhawatiran jebolnya APBN karena subsidi BBM. "Jadi ini suatu yang sangat bertolak belakang dengan yang didengungkan pemerintah," tegas Saleh.
Pesawat khusus kepresidenan yang dibeli Indonesia ini berjenis Boeing Business Jet (BBJ). Harga pesawat yang direncanakan akan tiba di Indonesia pada Desember tahun ini sekitar Rp 820 miliar.
Selama ini, pesawat yang digunakan Presiden SBY merupakan pesawat sewa jenis Boeing 787-800 NG untuk penerbangan domestik. Sementara, untuk jarak jauh atau internasional menggunakan pesawat pabrikan Airbus jenis A330. (Eks/Sss)
"Saya kira waktunya kurang tepat, di mana orang sedang ngantre beras miskin dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)," kata Saleh Husin dalam pesan singkatnya di Jakarta, Jumat (19/7/2013).
Menurut Saleh, pembelian pesawat khusus kepresidenan itu memang perlu dan bisa menambah prestise Indonesia di mata dunia internasional. Namun di tengah situasi ekonomi dunia, termasuk Indonesia yang belum menentu, pembelian itu kurang tepat.
"Maka sebaiknya pembelian pesawat kepresidenan ditunda dulu," kata politisi Hanura itu.
Tak hanya itu, pembelian pesawat khusus kepresidenan itu dinilai sangat bertolak belakang dengan sikap pemerintah yang belum lama ini meneriakkan kekhawatiran jebolnya APBN karena subsidi BBM. "Jadi ini suatu yang sangat bertolak belakang dengan yang didengungkan pemerintah," tegas Saleh.
Pesawat khusus kepresidenan yang dibeli Indonesia ini berjenis Boeing Business Jet (BBJ). Harga pesawat yang direncanakan akan tiba di Indonesia pada Desember tahun ini sekitar Rp 820 miliar.
Selama ini, pesawat yang digunakan Presiden SBY merupakan pesawat sewa jenis Boeing 787-800 NG untuk penerbangan domestik. Sementara, untuk jarak jauh atau internasional menggunakan pesawat pabrikan Airbus jenis A330. (Eks/Sss)