Foke Setelah `Ditaklukkan` Jokowi-Ahok

Lama 'merdeka' dari urusan kepemerintahan, mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo akan didaulat menjadi Dubes RI di Jerman.

oleh Riz diperbarui 04 Sep 2013, 00:20 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2013, 00:20 WIB
foke-pelantikan-jokowi-101015b.jpg

Lama 'merdeka' dari urusan kepemerintahan, mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo kini muncul lagi. Bukan untuk menjadi pejabat pemerintah dalam negeri, tapi kemungkinan besar bakal 'merapat' bertugas di luar negeri. Lebih tepatnya di Jerman. Menjadi delegasi Indonesia di negara Eropa itu.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengusulkan Fauzi atau pria yang akrab disapa Foke itu ke Komisi I DPR untuk menjadi Duta Besar (Dubes) RI di Jerman. Pernah menempuh pendidikan tinggi di Jerman menjadi alasan utama pria bergelar Dr. Ing. itu didaulat jadi Dubes untuk negara yang dipimpin Kanselir Angela Merkel.

"Kemunculan nama Pak Foke tentu tidak mengejutkan, karena beliau doktor dari Jerman," kata Wakil Ketua Komisi I Ramadan Pohan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 3 September 2013.

Selain pendidikan, Foke dipilih karena pernah tinggal cukup lama di Jerman, bisa bahasa Jerman dan paham tentang seluk-beluk negeri tersebut.

"Pengetahuan dan daya kultur Jerman juga kuat. Pengalaman Beliau ini akan memudahkan Indonesia dalam mencapai target sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah," imbuh Ramadhan.

Bila benar didaulat, inilah tonggak pertama Foke untuk kembali bertugas dalam pemerintahan pasca 'ditaklukkan' Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.

Sejak masa jabatannya habis dan beralih ke Jokowi dan Ahok, Foke jarang muncul di hadapan publik. Hanya sesekali terlihat. Terakhir, ia eksis kembali dengan menggelar halal bihalal di kediamannya, Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 25 Agustus 2013.

Kritik Jokowi-Ahok

Dalam acara silaturahmi Lebaran itu, Foke memberikan sejumlah pesan dan peringatan untuk Jokowi dan Ahok. Foke mengkritisi sejumlah masalah yang ada di Jakarta, seperti urbanisasi, lingkungan, kemacetan dan lainnya.

Pria berkumis ini meminta Jokowi dan Ahok agar Jakarta segera diselamatkan, karena termasuk dalam kota-kota besar yang mendapatkan peringatan akan tenggelam beberapa tahun ke depan apabila tidak ada langkah cepat.

"Jakarta ini masuk nomor 11 dari 20 kota yang akan tenggelam. Ini perlu perhatian. Bukan hanya pemerintahnya, tetapi juga warganya," ujar Foke.

Pria yang pernah berpasangan dengan Nachrowli Ramli atau Nara dalam Pilkada Jakarta tahun 2012 lalu itu juga mengingatkan dampak urbanisasi setelah Hari Raya Idul Fitri. Mengingat penduduk serta kendaraan di Jakarta terus bertambah.

Bila ada banyak kaum migran berkumpul di 1 tempat, ditambah lagi tidak ada kendali, maka kawasan itu tidak lagi punya kemampuan untuk memberi layanan pada masyarakat. Ia memberi contoh kota Detroit di Amerika Serikat, yang bangkrut.

"Yang saya ingin tekankan, banyak kota yang tidak bisa melayani masyarakat kota dengan baik. Akibat tidak ada balance antara kemampuan untuk melayani dan di satu sisi kemampuan untuk biayai layanan itu. Kalau salah manajemen, maka skenario selanjutnya itu kehancuran atau kebangkrutan," tegas Foke.

Masalah jumlah kendaraan yang terus meningkat juga menjadi perhatian Foke. Foke melihat masalah sejenis ini seperti tanpa akhir. Seperti sky is the limit. Bagaimana jumlah kendaraan meledak dan bisa semakin banyak di masa mendatang," terang Foke.

Meski demikian, Foke mengaku tidak mudah mengatasi masalah jumlah kendaraan. Ia juga mengaku setumpuk masalah Jakarta tersebut tidak akan bisa diselesaikan dalam 1 kali masa pemerintahan.

"Tidak ada single policy harus integrated (terpadu). Tidak ada solusi jangka pendek, tidak bisa dalam waktu 5 tahun. Itu perlu kontinuitas. Oleh karenanya perlu konsistensi pemecahan masalah ini dan juga yang berkesinambungan," tandas Foke.

Pria 65 tahun ini juga menegaskan kritik-kritiknya itu bukan untuk balas dendam atas kekalahan dalam Pilkada 2012 lalu. "Ini bukan politik balas dendam, tapi untuk kebaikan kota dan kebaikan bersama."

Foke pun mendoakan Jokowi dan Ahok agar langgeng dengan segala program-programnya untuk menjadikan Ibukota tersebut lebih baik.

"Saya doakan saja mudah-mudahan langgeng," ucap Foke.

Tolak Nyapres

Dengan pengalamannya yang pernah menjadi Wakil Gubernur DKI mendampingi Gubernur Sutiyoso dan pernah menjadi orang nomor 1 di ibukota, apakah Foke ingin melanjutkan jenjang kariernya dengan bertarung pada Pemilihan Presiden 2014? Tidak!

Foke tak berniat nyapres untuk saat ini. Ia menolak ikut Konvensi Partai Demokrat. Dengan alasan sedang tidak ingin repot mengurus kepemerintahan. Meskipun diundang sekalipun, Foke tegaskan, menolak 'Capres Idol' partai berlambang mercy itu.

"Saya lagi menikmati kemerdekaan, nanti repot-repot lagi," ungkap Foke dalam halal bihalal di kediamannya.

Didaulat Jadi Dubes

Dan kini Duta Besar Indonesia di beberapa negara Asia dan Eropa akan dirombak dalam waktu dekat pada akhir era kepemimpinan Presiden SBY. Nama Foke santer dikabarkan akan didaulat sebagai Dubes RI untuk Jerman.

Namun informasi tersebut belum dapat dikonfirmasi, karena Foke atau pun orang terdekatnya sendiri belum bisa dihubungi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Michael Tene juga belum dapat memberikan keterangan terkait hal tersebut. 

"Saya saat ini tidak bisa konfirmasi info tersebut," kata Tene lewat pesan singkat kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa 3 September kemarin.

Foke menjadi salah satu tokoh yang namanya diajukan sebagai Dubes baru. Adapun nama-nama lainnya, di antaranya, Suprapto Martosetomo sebagai Dubes RI untuk Afrika Selatan, Yuli Mumpuni sebagai Dubes RI untuk Spanyol, dan Yusron Ihza Mahendra --adik dari ahli hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra-- sebagai Dubes RI untuk Jepang.

Jokowi-Ahok Dukung Foke

Pasangan pemimpin Jakarta, Jokowi dan Ahok menyatakan setuju apabila Foke yang merupakan mantan rivalnya pada Pilkada DKI tahun lalu itu menjadi Dubes RI untuk Jerman.

Jokowi menilai mantan Gubernur DKI Jakarta itu sosok yang cocok mengisi pos tersebut. "Ya cocok kalau Beliau jadi Dubes di Jerman," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Selasa 3 September kemarin.

Menurut Jokowi, Foke bisa mengemban jabatan itu dengan baik. Sebab, Foke pernah tinggal dan lama menempuh pendidikan di Jerman sebelum menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta pada 2007 lalu.

"Ya Beliau kan memang juga lama di sana, pendidikan di sana. Jadi Dubes ya pas, bagus," tutur dia.

Terkait usulan itu, Jokowi menyatakan akan memberikan ucapan selamat kepada Foke. "Ya nantilah (beri ucapan selamat) kalau sudah dilantik, dilantik saja belum," tutur Jokowi sambil tertawa.

Senada dengan Jokowi, Ahok mengatakan, penempatan Foke menjadi Dubes di Jerman merupakan pilihan yang sesuai. Sebab, Foke merupakan sorang Doktor lulusan Jerman, sehingga tentu memahami tentang negara tersebut.

"Bagus. Cocok banget kalau beliau. Beliau memang sekolah di sana ya. Saya juga senang, kalau ke Jerman bisa ketemu beliau," ujar Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Selasa 3 September kemarin.

Ia mengatakan, tadi malam baru saja bertemu dengan Foke di sebuah acara. Bahkan Foke sempat berjanji mengajak Ahok makan bersama apabila ada waktu setelah ia kembali dari London, Inggris.

Namun, Ahok merasa apabila Foke disetujui menjadi Dubes RI untuk Jerman, maka janji makan malam itu kemungkinan tidak dapat terealisasi sebab Foke harus berangkat ke negeri yang dipimpin Kanselir Angela Merkel itu.

"Semalam saya ketemu. Baru ngobrol sama Pak Foke. Dia mau ke London, beliau janji pulang dari sana mau ngajak saya makan. Tapi saya nggak tahu dia dubes, nggak sempat makan lagi," kata mantan bupati Belitung Timur itu sambil tertawa. (Riz)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya