Ingin Poligami Alasannya Mencontoh Rasulullah, Gus Baha: Sadarlah, Kamu Itu Ndak Nabi!

Gus Baha menyatakan, bahwa Rasulullah adalah sosok yang memiliki misi mulia dalam setiap perbuatannya, termasuk dalam hubungan rumah tangga. Nabi tidak hanya menikahi wanita-wanita yang baik, tetapi juga membentuk mereka menjadi lebih baik.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2025, 12:30 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2025, 12:30 WIB
Gus Baha AI
Gus Baha (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Poligami menjadi salah satu topik yang sering diperdebatkan, baik di kalangan masyarakat maupun dalam konteks agama. KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3IA) Rembang, memberikan pandangan menarik terkait hal ini.

Menurut Gus Baha, poligami memang diperbolehkan dalam Islam. Namun, tidak semua orang dapat meneladani Rasulullah SAW dalam praktik tersebut. Rasulullah memiliki kapasitas moral dan kemampuan yang luar biasa dalam membimbing istri-istrinya menjadi pribadi yang lebih baik.

Dalam tayangan video singkat yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @AmanahRentCarSemarang, Gus Baha menekankan pentingnya memahami posisi diri sebelum memutuskan untuk berpoligami. Menurutnya, meniru Rasulullah dalam hal ini memerlukan tanggung jawab besar yang tidak bisa diremehkan.

“Kalau Anda tidak berani poligami atau suka poligami, Nabi itu oke sebagai percontohan. Tapi sadarlah, kamu itu ndak Nabi,” ujar Gus Baha dengan nada humor. Pernyataan ini mengundang senyum, tetapi juga mengandung pesan yang mendalam.

Ia menambahkan bahwa Rasulullah adalah sosok yang memiliki misi mulia dalam setiap perbuatannya, termasuk dalam hubungan rumah tangga. Nabi tidak hanya menikahi wanita-wanita yang baik, tetapi juga membentuk mereka menjadi lebih baik.

“Nabi itu orang baik. Kalau punya istri satu, membentuk jadi baik. Kalau membentuk satu orang jadi baik, bentuk dua lebih baik, bentuk tiga ya lebih baik,” jelas Gus Baha. Ia menyoroti bahwa kebaikan Rasulullah tercermin dari kemampuannya membimbing istrinya ke arah yang lebih baik.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Beda dengan Nabi, Semakin Banyak Semakin Baik

Rela Dipoligami, Ketegaran Istri Pertama di Pernikahan Ketiga Suaminya Ini Jadi Sorotan
ilustrasi poligami. (Sumber: TikTok/@diahsemog)... Selengkapnya

Namun, ia mengingatkan bahwa hal tersebut tidak bisa serta-merta ditiru oleh semua orang. Sebaliknya, banyak yang justru gagal menjaga keharmonisan rumah tangga karena kurang memahami tanggung jawab besar di balik poligami.

“Kalau kamu hanya punya satu istri saja, dan dia jadi tidak baik, bagaimana kalau dua? Malah bisa lebih kacau. Kalau tiga, bisa lebih rumit lagi,” lanjut Gus Baha dengan gaya khasnya yang ringan namun mengena.

Pandangan ini mengajak siapa saja yang mempertimbangkan poligami untuk mengevaluasi diri terlebih dahulu. Gus Baha menegaskan bahwa keberhasilan dalam poligami tidak hanya soal mampu menikahi lebih dari satu istri, tetapi juga mampu membimbing mereka menjadi lebih baik.

Ia mencontohkan bahwa Rasulullah tidak hanya menjadi suami, tetapi juga pembimbing bagi istri-istrinya. Hubungan yang dibangun bukan sekadar hubungan pribadi, melainkan juga hubungan spiritual yang membawa manfaat bagi kedua belah pihak.

Namun, Gus Baha dengan tegas mengingatkan bahwa sebagian besar orang tidak memiliki kapasitas seperti Rasulullah. “Bapak-bapak ini apa ada jaminan seperti itu?” tanyanya retoris. Pernyataan ini mengingatkan para pendengar bahwa tanggung jawab Rasulullah dalam poligami tidak bisa dianggap enteng.

Gus Baha juga menyampaikan bahwa praktik poligami dalam Islam memiliki aturan yang jelas dan ketat. Salah satu syarat utama adalah kemampuan untuk berlaku adil. Sayangnya, banyak orang yang mengabaikan syarat ini sehingga menyebabkan konflik dalam rumah tangga.

Keadilan dalam Poligami

[BIntang] Masih nekat poligami? Ini deretan penyakit yang bakal menjangkiti
Ilustrasi poligami | Via: plus.google.com... Selengkapnya

Ia menambahkan bahwa keadilan dalam poligami bukan hanya soal materi, tetapi juga perhatian, kasih sayang, dan tanggung jawab terhadap setiap istri. Tanpa keadilan, poligami hanya akan menimbulkan masalah.

Pandangan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa poligami bukanlah sekadar pilihan, tetapi juga amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Gus Baha menekankan bahwa menikah adalah ibadah, sehingga harus dijalani dengan niat dan tujuan yang benar.

Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak memandang poligami secara sempit. Menurutnya, poligami bukan soal jumlah istri, tetapi soal bagaimana seseorang menjalani perannya sebagai suami dengan baik.

Bagi Gus Baha, keberhasilan rumah tangga tidak ditentukan oleh jumlah istri, tetapi oleh kualitas hubungan yang terjalin antara suami dan istri. Ia menegaskan bahwa setiap pasangan memiliki tanggung jawab untuk saling membimbing menuju kebaikan.

Pesan ini menjadi pengingat bahwa menikah, baik monogami maupun poligami, adalah tanggung jawab besar. Setiap pasangan harus berkomitmen untuk menjaga hubungan yang harmonis dan penuh keberkahan.

Gus Baha juga mengingatkan bahwa kebahagiaan rumah tangga tidak hanya bergantung pada jumlah istri, tetapi juga pada kemampuan untuk menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang dan pengertian.

Dengan ceramah ini, Gus Baha mengajak umat Islam untuk memahami esensi pernikahan secara lebih mendalam. Ia berharap pesan ini dapat menjadi panduan bagi siapa saja yang ingin menjalani kehidupan rumah tangga dengan penuh berkah.

Pandangan Gus Baha ini menggarisbawahi bahwa poligami adalah pilihan yang membutuhkan tanggung jawab besar. Bagi siapa saja yang mempertimbangkan poligami, pesan ini menjadi pengingat untuk introspeksi diri sebelum mengambil keputusan besar.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya