Kumpulan bambu yang diikat kawat besi ringkih, menjadi tumpuan warga Desa Osango, Mamasa, Sulawesi Barat untuk menyeberang. Meski cemas karena keselamatan jiwa terancam, siswa sekolah dan warga tetap nekat melintasi jembatan lantaran jalur lain tak layak tempuh.
Seperti dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Senin (16/9/2013), mereka yang meniti jembatan bambu diliputi dengan penuh kecemasan. Begitupula dengan para siswa yang melewatinya. Namun mereka mencoba mengalahkan ketakutan demi bisa bersekolah.
Jembatan bambu yang lapuk nan ringkih yang sudah tua itu juga membuat banyak orangtua siswa cemas, saat melepas anak-anak mereka ke sekolah.
Namun apa daya, jembatan bambu tua itu ternyata satu-satunya penghubung warga Desa Osango, Mamasa, Sulawesi Barat dengan Kota Kabupaten Mamasa. Ironisnya, jembatan itu hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari Ibukota Mamasa.
Saat hujan deras, jembatan yang dibangun warga secara swadaya itu sudah beberapa kali patah. Bahkan jembatan tersebut sempat hanyut terseret banjir. Kondisi seperti itu sudah berlangsung puluhan tahun. (Tnt/Mut)
Seperti dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Senin (16/9/2013), mereka yang meniti jembatan bambu diliputi dengan penuh kecemasan. Begitupula dengan para siswa yang melewatinya. Namun mereka mencoba mengalahkan ketakutan demi bisa bersekolah.
Jembatan bambu yang lapuk nan ringkih yang sudah tua itu juga membuat banyak orangtua siswa cemas, saat melepas anak-anak mereka ke sekolah.
Namun apa daya, jembatan bambu tua itu ternyata satu-satunya penghubung warga Desa Osango, Mamasa, Sulawesi Barat dengan Kota Kabupaten Mamasa. Ironisnya, jembatan itu hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari Ibukota Mamasa.
Saat hujan deras, jembatan yang dibangun warga secara swadaya itu sudah beberapa kali patah. Bahkan jembatan tersebut sempat hanyut terseret banjir. Kondisi seperti itu sudah berlangsung puluhan tahun. (Tnt/Mut)