Penetapan DPT Nasional Hari Ini Terancam Ditunda

Bawaslu masih menunggu masukan Bawaslu Provinsi dan Panitia Panwaslu Kabupaten dan Kota terkait penemuan data ganda pemilih 2014.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Okt 2013, 11:54 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2013, 11:54 WIB
pemilugi130412b.jpg
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) belum mengambil sikap menunda penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) nasional pemilu 2014 atau tidak, yang dijadwalkan akan ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) hari ini. Hingga kini, Bawaslu masih menunggu masukan Bawaslu Provinsi dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten dan Kota terkait penemuan data ganda pemilih 2014.

"Ya, ini sedang dirumuskan berdasarkan masukan dari propinsi," kata pimpinan Bawaslu Daniel Zuchron saat dihubungi di Jakarta, Rabu (23/10/2013).

Daniel menjelaskan, apabila Bawaslu menerima masukan dari Bawaslu provinsi dan Panwaslu kabupaten dan kota adanya DPT bermasalah, secara nasional maupun per daerah, tentunya Bawaslu akan mengambil sikap dengan menunda DPT nasional secara keseluruhan atau per daerah, atau KPU tidak perlu menunda penetapan DPT.

"Ya, nanti akan disampaikan sikapnya pada waktunya. Ini sedang perumusan kesimpulan nasional," ucap Daniel.

Bawaslu menemukan 7,7 juta data pemilih bermasalah. Temuan Bawaslu itu antara lain menyangkut orang yang sudah meninggal tapi masih terdaftar, anggota Polri dan TNI aktif, dan pemilih dibawah umur serta NIK kosong.

Bawaslu tengah melakukan pengawasan pada September 2013 ada sekitar 1,7 juta pemilih bermasalah. Pengawasan kemudian dilakukan sampai 10 Oktober 2013, dan jumlahnya meningkat menjadi 7,7 juta pemilih bermasalah.

Sementara anggota KPU Hadar Nafis Gumay menyatakan, pihaknya hanya menerima rekomendasi dari Bawaslu untuk menunda jadwal penetapan DPT 2014 jika rekomendasi didasari alasan yang kuat.

Rekomendasi harus menyebutkan daerah yang harus melakukan penundaan secara spesifik. "Sampai kemarin, DPT yang sudah masuk ke Sistem Informasi Daftar Pemilih (Sidalih) 185.916.048 pemilih. DPS manual 187.977.268 pemilih," kata Hadar melalui pesan singkatnya. (Rmn/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya