Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku telah menemui pimpinan Yayasan Rumah Sakit Jakarta, Benjamin Mankoedilaga. Hal itu untuk mengonfirmasi dugaan permintaan sejumlah uang oleh pegawai Pemprov DKI Jakarta untuk mendatangkan Gubernur Joko Widodo.
Heru mengaku, setelah mendengar keterangan yang disampaikan Benjamin yang juga merupakan mantan hakin agung itu, dirinya menyampaikan permohonan maaf atas adanya peristiwa tersebut. Walaupun, di satu sisi, belum bisa dipastikan apakah benar pria berinisial D yang berstatus pegawai honorer itu menjadi 'calo undangan' Jokowi.
"Saya sudah bertemu beliau, dan Saya atas nama Pemda DKI, memohon maaf. Sebagai seorang tokoh, saya orang hormat ke beliau," ujar Heru di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Heru juga mengucapkan terima kasih kepada Benjamin yang telah mengungkap peristiwa tersebut. Namun, semestinya ketika mendapatkan permintaan uang tersebut, pihak rumah sakit langsung berkoordinasi dengannya dan mengadukan langsung kasus tersebut.
"Saya terimakasih atas koreksinya kedua, ini perbaikan buat saya. Saya nggak tabu kok. Tapi sebenarnya ada mekanisme yang harus dilalui, kalau antar staf itu buntu, dia lapor dong ke manajerial yang lebih tinggi. Mungkin selevel manajer datang ketemu Kabag saya," papar Heru.
Benjamin menceritakan, peristiwa tersebut terjadi saat dirinya mengutus seseorang bernama Apit (Akib) untuk mengantarkan surat permohonan kepada Jokowi untuk dapat hadir dan memberikan sambutan dalam acara Hari Ulang Tahun ke-60 Rumah sakit Jakarta.
Namun, setelah beberapa kali mengirim surat tersebut, pihaknya belum mendapatkan jawaban apakah Jokowi bersedia hadir dalam acara tersebut. Setelah dikonfirmasi, seorang berinisial D yang diduga merupakan oknum PNS DKI Jakarta mengatakan untuk dapat menghadirkan Jokowi dalam acara tersebut, D meminta sejumlah uang.
Berapa Jumlah yang diminta D, Benjamin tidak menjawab. Ia hanya mengatakan, uang yang diminta D cukup besar.
"Saya tidak ingin sebut nominalnya, pokoknya uang tersebut dalam jumlah yang cukup besar," ungkap Benjamin. (Mut)
Heru mengaku, setelah mendengar keterangan yang disampaikan Benjamin yang juga merupakan mantan hakin agung itu, dirinya menyampaikan permohonan maaf atas adanya peristiwa tersebut. Walaupun, di satu sisi, belum bisa dipastikan apakah benar pria berinisial D yang berstatus pegawai honorer itu menjadi 'calo undangan' Jokowi.
"Saya sudah bertemu beliau, dan Saya atas nama Pemda DKI, memohon maaf. Sebagai seorang tokoh, saya orang hormat ke beliau," ujar Heru di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Heru juga mengucapkan terima kasih kepada Benjamin yang telah mengungkap peristiwa tersebut. Namun, semestinya ketika mendapatkan permintaan uang tersebut, pihak rumah sakit langsung berkoordinasi dengannya dan mengadukan langsung kasus tersebut.
"Saya terimakasih atas koreksinya kedua, ini perbaikan buat saya. Saya nggak tabu kok. Tapi sebenarnya ada mekanisme yang harus dilalui, kalau antar staf itu buntu, dia lapor dong ke manajerial yang lebih tinggi. Mungkin selevel manajer datang ketemu Kabag saya," papar Heru.
Benjamin menceritakan, peristiwa tersebut terjadi saat dirinya mengutus seseorang bernama Apit (Akib) untuk mengantarkan surat permohonan kepada Jokowi untuk dapat hadir dan memberikan sambutan dalam acara Hari Ulang Tahun ke-60 Rumah sakit Jakarta.
Namun, setelah beberapa kali mengirim surat tersebut, pihaknya belum mendapatkan jawaban apakah Jokowi bersedia hadir dalam acara tersebut. Setelah dikonfirmasi, seorang berinisial D yang diduga merupakan oknum PNS DKI Jakarta mengatakan untuk dapat menghadirkan Jokowi dalam acara tersebut, D meminta sejumlah uang.
Berapa Jumlah yang diminta D, Benjamin tidak menjawab. Ia hanya mengatakan, uang yang diminta D cukup besar.
"Saya tidak ingin sebut nominalnya, pokoknya uang tersebut dalam jumlah yang cukup besar," ungkap Benjamin. (Mut)