Sebuah helikopter jenis MI-17 milik TNI Angkatan Darat jatuh saat melakukan misi pembangunan pos perbatasan Indonesia-Malaysia di Malinau, Kalimantan Utara. Musibah ini menewaskan 13 kru dan penumpang dan 6 lainnya terluka itu sempat terekam kamera jurnalis sebelum hilang kendali dan jatuh.
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Minggu (10/11/2013), Helikopter MI-17 milik TNI yang mengangkut 19 orang jatuh di Malinau Sabtu 9 November 2013 sekitar pukul 10.45 Wita. Helikopter buatan Rusia itu mengangkut 19 orang yang terdiri dari 4 tentara dan 15 pekerja pos perbatasan dan akan mendarat di pos perbatasan Indonesia-Malaysia.
Namun saat mendekati landasan helikopter angkut itu tiba-tiba hilang kendali di ketinggian sekitar 800 meter. Helikopter pun terbang miring berputar dan kemudian jatuh menabrak tebing. Sesaat kemudian, helikopter yang didatangkan dari Rusia 2010 lalu itu pun terbakar.
"Begitu heading (menuju) landasan helikopter sudah kelihatan mau mendarat. Tapi pantatnya (ekor helikopter) rotor bagian belakang berputar terus hingga jatuh terbakar. Diduga akibat cuaca bisa atau kerusakan teknis di rotornya," Pangdam VI Mulawarman, TNI Dicky Wainal Usman.
Kecelakaan itu akan diselidiki TNI AD dengan membentuk tim investigasi.
"TNI Angkatan Darat membentuk tim investigasi yang terdiri 6 orang dan tim pemulihan berjumlah 12 orang. Mereka sudah ada di Balikpapan. Besok kedua tim menuju ke Tarakan dan dilanjutkan ke lokasi kecelakaan," kata Kadispen TNI Angkatan Darat, Brigjen Rukman Ahmad.
Dengan 6 ambulance dan dikawal aparat TNI Angkatan Udara, para korban jatuhnya helikopter jenis MI-17 dievakuasi ke Rumah Sakit Angkatan Laut di Tarakan. Keenam korban diterbangkan langsung dari lokasi kecelakaan dan diturunkan di pangkalan Angkatan Udara Tarakan. Keenam korban yang selamat itu dalam kondisi kritis akibat luka bakar.
Ada pun 13 korban tewas adalah Kapten CPN Wahyu Ramdan (engineer), Lettu Agung Budiarjo (pilot), Lettu CPN Rohmat, Kapten CZI Sardi serta Serka Aan. Selain prajurit, 8 warga yang menumpang heli tersebut juga tewas. Mereka adalah Desi dan Wahyu, warga Kota Tarakan, Bilung Lengkang, Lingling, Asun, Sam, Gring Bilung dan Hirodis. Mereka adalah warga Desa Apauping.
Legowo menambahkan 6 orang selamat dalam kecelakaan tersebut. 2 prajurit TNI AD yakni, Sertu Joko dan Praka Siburuan, dan 4 warga sipil yakni Mendan Bilung, Albert Daud, Fredy Usang dan Dasem Njuk. (Adi)
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Minggu (10/11/2013), Helikopter MI-17 milik TNI yang mengangkut 19 orang jatuh di Malinau Sabtu 9 November 2013 sekitar pukul 10.45 Wita. Helikopter buatan Rusia itu mengangkut 19 orang yang terdiri dari 4 tentara dan 15 pekerja pos perbatasan dan akan mendarat di pos perbatasan Indonesia-Malaysia.
Namun saat mendekati landasan helikopter angkut itu tiba-tiba hilang kendali di ketinggian sekitar 800 meter. Helikopter pun terbang miring berputar dan kemudian jatuh menabrak tebing. Sesaat kemudian, helikopter yang didatangkan dari Rusia 2010 lalu itu pun terbakar.
"Begitu heading (menuju) landasan helikopter sudah kelihatan mau mendarat. Tapi pantatnya (ekor helikopter) rotor bagian belakang berputar terus hingga jatuh terbakar. Diduga akibat cuaca bisa atau kerusakan teknis di rotornya," Pangdam VI Mulawarman, TNI Dicky Wainal Usman.
Kecelakaan itu akan diselidiki TNI AD dengan membentuk tim investigasi.
"TNI Angkatan Darat membentuk tim investigasi yang terdiri 6 orang dan tim pemulihan berjumlah 12 orang. Mereka sudah ada di Balikpapan. Besok kedua tim menuju ke Tarakan dan dilanjutkan ke lokasi kecelakaan," kata Kadispen TNI Angkatan Darat, Brigjen Rukman Ahmad.
Dengan 6 ambulance dan dikawal aparat TNI Angkatan Udara, para korban jatuhnya helikopter jenis MI-17 dievakuasi ke Rumah Sakit Angkatan Laut di Tarakan. Keenam korban diterbangkan langsung dari lokasi kecelakaan dan diturunkan di pangkalan Angkatan Udara Tarakan. Keenam korban yang selamat itu dalam kondisi kritis akibat luka bakar.
Ada pun 13 korban tewas adalah Kapten CPN Wahyu Ramdan (engineer), Lettu Agung Budiarjo (pilot), Lettu CPN Rohmat, Kapten CZI Sardi serta Serka Aan. Selain prajurit, 8 warga yang menumpang heli tersebut juga tewas. Mereka adalah Desi dan Wahyu, warga Kota Tarakan, Bilung Lengkang, Lingling, Asun, Sam, Gring Bilung dan Hirodis. Mereka adalah warga Desa Apauping.
Legowo menambahkan 6 orang selamat dalam kecelakaan tersebut. 2 prajurit TNI AD yakni, Sertu Joko dan Praka Siburuan, dan 4 warga sipil yakni Mendan Bilung, Albert Daud, Fredy Usang dan Dasem Njuk. (Adi)