Kodam XVII Cenderawasih kembali memantapkan seluruh satuan intelijennya guna menangkal isu separatis di wilayah Papua yang menjadi sorotan publik belakangan ini.
Kepala Staf Kodam (Kasdam) XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinsa Siburian mengatakan, perkembangan situasi di wilayah Kodam XVII Cenderawasih yang meliputi Provinsi Papua dan Papua Barat, sampai kini masih menjadi sorotan dan perhatian, baik secara nasional maupun internasional.
"Hal ini tidak terlepas dari adanya kepentingan dari berbagai pihak terhadap potensi sumber daya alam dan geostrategis wilayah Papua yang sewaktu-waktu dapat berkembang menjadi konflik yang mengancam kedaulatan serta integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Hinsa di Jayapura, Sabtu (30/11/2013).
Hinsa menuturkan, hal itu dapat dilihat dari masih adanya kelompok separatis Papua Bersenjata dan kelompok separatis Politik yang selalu berusaha mempengaruhi dunia internasional melalui isu pelurusan sejarah Papua dan penuntutan hak-hak dasar rakyat Papua.
"Untuk itu, aparat intelijen perlu melaksanakan pelatihan guna mengukur tingkat pengetahuan dan keterampilan mereka dalam melaksanakan tugas," ujarnya.
Hinsa menjelaskan, tak ada keberhasilan yang dapat diperoleh tanpa diawali suatu upaya dan kerja keras.
"Hal lain yang perlu juga disampaikan adalah selama pelaksanaan latihan, anggota harus tetap waspada dan mengutamakan faktor keamanan, baik keamanan personel maupun materiil yang dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi makna dari jalannya latihan itu sendiri," jelas Hinsa. (Ant/Ali)
Kepala Staf Kodam (Kasdam) XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinsa Siburian mengatakan, perkembangan situasi di wilayah Kodam XVII Cenderawasih yang meliputi Provinsi Papua dan Papua Barat, sampai kini masih menjadi sorotan dan perhatian, baik secara nasional maupun internasional.
"Hal ini tidak terlepas dari adanya kepentingan dari berbagai pihak terhadap potensi sumber daya alam dan geostrategis wilayah Papua yang sewaktu-waktu dapat berkembang menjadi konflik yang mengancam kedaulatan serta integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Hinsa di Jayapura, Sabtu (30/11/2013).
Hinsa menuturkan, hal itu dapat dilihat dari masih adanya kelompok separatis Papua Bersenjata dan kelompok separatis Politik yang selalu berusaha mempengaruhi dunia internasional melalui isu pelurusan sejarah Papua dan penuntutan hak-hak dasar rakyat Papua.
"Untuk itu, aparat intelijen perlu melaksanakan pelatihan guna mengukur tingkat pengetahuan dan keterampilan mereka dalam melaksanakan tugas," ujarnya.
Hinsa menjelaskan, tak ada keberhasilan yang dapat diperoleh tanpa diawali suatu upaya dan kerja keras.
"Hal lain yang perlu juga disampaikan adalah selama pelaksanaan latihan, anggota harus tetap waspada dan mengutamakan faktor keamanan, baik keamanan personel maupun materiil yang dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi makna dari jalannya latihan itu sendiri," jelas Hinsa. (Ant/Ali)