`The Last Samurai` dari KSAD

Pidato Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Budiman disampaikan setelah ratusan Dansat menonton cuplikan film The Last Samurai.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 07 Feb 2014, 14:57 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2014, 14:57 WIB
KSAD  TNI AD  Jenderal TNI Budiman
Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Budiman.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman memimpin penutupan apel Komandan Satuan (Dansat) 2014. Budiman memberikan pidato dari serangkaian acara apel yang dilakukan Dansat.

Budiman merasa puas dengan tingginya jiwa korsa yang dimiliki prajurit. Pidato Budiman disampaikan setelah ratusan Dansat menonton cuplikan film 'The Last Samurai' yang dibintangi Tom Cruise.

"Rasa tanggung jawab, semuanya juga lulus, ini bagus sekali. Jiwa korsanya juga bagus," ujar Budiman di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (7/2/2014).

Meski demikian, dari seluruh Dansat TNI AD yang berjumlah 400 orang, terdapat sebagian kecil yang dinilai memiliki jiwa korsa yang rendah. Budiman pun tak terlalu mempersoalkan.

"Wah... Hehehe ini ada yang kurang nilainya di bawah 20 ada 5 orang yang kurang nilai jiwa korsanya, terpengaruh dengan suasana. Tapi rata-rata di atas 80 sudah bagus sekali," terangnya.

Kata 'jiwa korsa' terkenal setelah kejadian penyerangan Lapas Cebongan, Yogyakarta, tahun lalu. Namun, jiwa korsa yang dimaksud Budiman lebih mengarah pada rasa kesatuan prajurit TNI AD dalam melindungi NKRI.

Budiman menerangkan agar kelak tak ada tentara yang berkelakukan di luar ketentuan, para Dansat harus tahu kelakuan anak buahnya. Sehingga, tentara memiliki jiwa korsa tapi juga bertanggung jawab.

"Jiwa korsa sempit menjadikan kita tidak baik dan memalukan," imbuhnya.

Hal itu diucapkan setelah ratusan Dansat menonton cuplikan 'The Last Samurai' yang dibintangi Tom Cruise. Tatapan para tentara fokus pada adegan Tom Cruise yang merelakan nyawanya dalam melindungi Kaisar Jepang. Tak peduli lawannya memiliki senjata api, sedangkan kubunya hanya melawan dengan pedang samurai. Budiman menegaskan pentingnya bagi TNI AD untuk berubah dan tidak konvensional lagi.

"Kita harus tahu teknologi bertambah tinggi. Manajemen semakin hebat. Di beberapa kementerian orang-orangnya hebat-hebat. Belum di luar, orang makin luar biasa. Apakah kita akan terus seperti ini? Yang kuno, kaku, tidak fleksibel? Mau tidak mau kita harus berubah untuk baik," tandas Budiman. (Riz/Ism)

Baca juga:

KSAD Minta Capres `Militer` Tak Gunakan Fasilitas TNI
Pramono Edhie: Demokrat Tak Sejahat Itu
Banjir Surut, TNI AD `Sapu Bersih` Sisa Lumpur Bukit Duri

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya