Buntut Nama KRI Usman Harun, Singapura Batalkan Dialog Pertahanan

"Kami ingin beri sinyal kepada teman-teman di Singapura agar mengerti kita. Kita tidak akan ubah nama KRI Usman Harun," kata Sisriadi.

oleh Eko Huda Setyawan diperbarui 09 Feb 2014, 12:40 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2014, 12:40 WIB
sjafrie--140209b.jpg
Penamaan KRI Usman Harun oleh TNI Angkatan Laut (AL) berbuntut panjang. Karena pemakaian nama Usman dan Harun itu, Wamenhan Singapura membatalkan dialog pertahanan dengan Wamenhan Indonesia Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoedin.

"Wamenhan Singapura membatalkan acara dialog bilateral dalam rangka Singapore Airshow. Tapi Wamenhan kita juga sudah membatalkan dialog itu," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan Brigjen TNI Sisriadi saat dihubungi di Jakarta, Minggu (9/2/2014).

Menurut Sisriadi, undangan dialog yang rencananya digelar pada 11 Februari itu dikirim sebelum penamaan KRI Usman Harun. Sehingga, jika agenda itu dibatalkan setelah Singapura menyoal penamaan KRI itu, Indonesia bisa menerimanya.

"Kami tahu situasi Singapura. Pendapat yang berkembang di Singapura seperti itu. Sebagai negara demokrasi kami tahu komunitas pertahan dan keamanan Singapura dalam posisinya," tutur dia.

"Tapi mereka kami harapkan mengerti kita. Kami ingin beri sinyal kepada teman-teman di Singapura agar mengerti kita. Kita tidak akan ubah nama KRI Usman Harun," tambah Sisriadi.

Penamaan KRI Usman Harun terhadap kapal perang TNI AL disoal oleh Singapura. Menurut Singapura, nama itu bisa membuka luka lama keluarga korban pengeboman MacDonald House, Orchard Road.

Usman dan Harun adalah 2 prajurit Korps Komando Operasi (KKO-sekarang Marinir) Indonesia yang dieksekusi mati oleh Singapura pada 17 Oktober 1968. Mereka dinyatakan bersalah atas pengeboman MacDonald House, Orchard Road, Singapura, pada 10 Maret 1965 yang menewaskan 3 orang dan melukai 33 orang. (Eks)

Baca juga:
Sosok Usman dan Harun di Balik Ketegangan RI-Singapura
Penamaan Usman-Harun Sesuai Prosedur, RI Tak Perlu Menjelaskan
`Jangan Izinkan KRI Usman Harun Masuk Perairan Singapura`

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya