Menjelang survei peserta Konvensi Capres Partai Demokrat Maret mendatang, masing-masing peserta gencar meningkatkan elektabilitasnya. Seperti yang dilakukan salah satu peserta konvensi yaitu Pramono Edhie Wibowo.
Menjelang debat capres yang berlangsung di Denpasar, Bali pada 18 dan 19 Februari 2014, adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memanfaatkan waktu luangnya menemui salah satu media lokal dan awak media. Bagi dia Bali adalah kota yang sangat menarik.
"Dan satu lagi yang berhubungan dengan Bali saya senang. Bali menyenangkan siapa saja. Kalau budaya dihidupkan Bali akan terus hidup," ujar pria yang akrab disapa Edhie itu, Denpasar, Bali, Selasa (18/2/2014).
Edhie menjelaskan, ia mulai mengenali Bali sejak menjalani pendidikan militer di Amerika Serikat. Saat itu, banyak orang asing mengenal Bali, tetapi tidak bagi nama Indonesia. Dari situ ia mulai terkagum dengan Bali.
"Mereka tak kenal Indonesia tapi kenal Bali pada saat masih kapten waktu itu. Saya tahu kehidupan di Bali adalah kota hidup dari jasa," ujar putra Komandan RPKAD Sarwo Edhie itu.
Selain itu, ia mulai mengenal Bali sejak insiden bom Bali. Pada saat itu ia masih menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri menyaksikan langsung pascaperistiwa yang menewaskan puluhan orang itu.
"Saya terkejut saat itu. Beberapa bulan ke sini banyak pekerja hotel di rumahkan, jadi saya merasa jangan sampai seperti itu lagi," kenangnya.
Terkait kemajuan di Bali, Edhie pun sangat bangga sebagai warga Indonesia. Maka itu ia berharap warga Bali, terutama pemerintah daerah agar tetap menjaga warisan budaya setempat dalam membangun pulau dewata itu. "Kearifan lokal yang utama."
"Ingat, kita membangun nggak boleh merusak lingkungan. Itu saja pakai. Bali menjual budayanya. Banyak orang tertarik dengan budaya Bali kok malah dijualnya (dibuang). Pemerintah daerah harus bisa memimpinnya. Uang bukan segala-galanya. Budaya, budaya dan budaya," tandas Edhie. (Mvi)
Baca juga:
Tak Mau Tersandera, Pramono Edhie Lebih Pilih Konvensi
ramono Edhie Bicara Soal Kedaulatan Indonesia
Pramono Edhie: Bom Bali Jangan Sampai Terulang
Menjelang debat capres yang berlangsung di Denpasar, Bali pada 18 dan 19 Februari 2014, adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memanfaatkan waktu luangnya menemui salah satu media lokal dan awak media. Bagi dia Bali adalah kota yang sangat menarik.
"Dan satu lagi yang berhubungan dengan Bali saya senang. Bali menyenangkan siapa saja. Kalau budaya dihidupkan Bali akan terus hidup," ujar pria yang akrab disapa Edhie itu, Denpasar, Bali, Selasa (18/2/2014).
Edhie menjelaskan, ia mulai mengenali Bali sejak menjalani pendidikan militer di Amerika Serikat. Saat itu, banyak orang asing mengenal Bali, tetapi tidak bagi nama Indonesia. Dari situ ia mulai terkagum dengan Bali.
"Mereka tak kenal Indonesia tapi kenal Bali pada saat masih kapten waktu itu. Saya tahu kehidupan di Bali adalah kota hidup dari jasa," ujar putra Komandan RPKAD Sarwo Edhie itu.
Selain itu, ia mulai mengenal Bali sejak insiden bom Bali. Pada saat itu ia masih menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri menyaksikan langsung pascaperistiwa yang menewaskan puluhan orang itu.
"Saya terkejut saat itu. Beberapa bulan ke sini banyak pekerja hotel di rumahkan, jadi saya merasa jangan sampai seperti itu lagi," kenangnya.
Terkait kemajuan di Bali, Edhie pun sangat bangga sebagai warga Indonesia. Maka itu ia berharap warga Bali, terutama pemerintah daerah agar tetap menjaga warisan budaya setempat dalam membangun pulau dewata itu. "Kearifan lokal yang utama."
"Ingat, kita membangun nggak boleh merusak lingkungan. Itu saja pakai. Bali menjual budayanya. Banyak orang tertarik dengan budaya Bali kok malah dijualnya (dibuang). Pemerintah daerah harus bisa memimpinnya. Uang bukan segala-galanya. Budaya, budaya dan budaya," tandas Edhie. (Mvi)
Baca juga:
Tak Mau Tersandera, Pramono Edhie Lebih Pilih Konvensi
ramono Edhie Bicara Soal Kedaulatan Indonesia
Pramono Edhie: Bom Bali Jangan Sampai Terulang