Strategi Hino Saat Rupiah Keok

Hino masih mendapat pengaruh dari nilai tukar dolar.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 25 Jun 2015, 11:33 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2015, 11:33 WIB
Punya 37 Varian, Hino 500 Ranger Siap Kejar Target
Dengan memiliki spesifikasi yang dirancang khusus untuk Indonesia, PT HMSI bakal mengoptimalkan seluruh varian yang dimiliki.

Liputan6.com, Jakarta - Di semester pertama 2015 ini nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Imbasnya lemahnya rupiah ini juga turut dirasakan oleh pelaku bisnis otomotif, salah satunya adalah PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI).

Diungkapkan Santiko Wardoyo, Direktur Sales dan Promosi HMSI, jika dilihat secara makro, Hino masih mendapat pengaruh dari nilai tukar dolar. Pengaruh ini dirasakan pada beberapa produk yang masih diimpor.

"Kita akui produk kita ada yang impor, jika dolar naik terus akan berbahaya," kata Santiko saat acara buka puasa bersama Hino, yang ditulis Kamis (25/6/2015).

Santiko memaparkan jika strategi yang dilakukan oleh Hino adalah dengan memperkuat pasokan untuk spare part. Hino memperbanyak jumlah suku cadang yang diproduksi lokal melalui HMSI Original Part (HOP).

"Kalau genuine part dari Jepang jelas pengaruh dengan dolar. Kita punya HOP yang terus kita perbanyak, saat ini sudah ada 600 item pada HOP," jelas Santiko.

Lebih lanjut, Santiko juga menerangkan jika untuk sementara ini lemahnya nilai tukar belum mempengaruhi program-program yang dijalankan Hino. Selain itu, harga jual kendaraan komersial yang dipasarkan Hino di Indonesia saat ini juga masih belum terpengaruh lemahnya nilai tukar.

Namun begitu, ia tidak memungkiri jika nilai tukar terus menerus lemah dapat berdampak buruk bagi pelaku otomotif termasuk juga Hino. "Kalau lama-lama seperti ini bisa nggak tahan juga," tandasnya.

(ysp/ian/gst)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya