Mini Bike Dicuekin Pemotor Indonesia, Kenapa?

Motor imut ternyata kurang mendapat sambutan dari konsumen.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 27 Mar 2016, 09:22 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2016, 09:22 WIB
Sensasi Berkendara Si Mungil Z125 Pro di Sirkuit Karting PIK
Sirkuit karting dipilih sebagai lokasi test ride karena ingin membuktikan sisi kelincahan dari Z125 Pro.

Liputan6.com, Jakarta - Mini bike telah hadir di Indonesia sejak 2011 melalui model Kawasaki KSR. Kendaraan dengan dimensi hanya 3/4 motor pada umumnya jadi pilihan baru para konsumen di Indonesia.

Kehadiran si motor imut ternyata kurang mendapat sambutan dari konsumen. Ini terlihat dari data Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI). Sepanjang tahun lalu, penjualan Kawasaki KSR terbilang minim dan flukutatif. Penjualan KSR Series dari Januari hingga Desember 2015 tercatat 774 unit.

Dari jumlah tersebut, varian KSR Pro mendominasi dengan penjualan sebesar 558 unit, sedangkan sisanya sebanyak 216 unit merupakan KSR biasa. Perbedaan antara keduanya hanyalah penggunaan kopling manual pada KSR Pro.

Sepanjang tahun lalu, penjualan terbesar untuk KSR Pro terjadi pada Maret dengan angka 118 unit disusul Januari sebanyak 98 unit. Namun begitu, pada Februari penjualan model ini tercatat hanya 35 unit.

Sementara itu, varian KSR biasa mencatatkan penjualan terbesar pada Juli dan Agustus 2015 masing-masing dengan angka 28 dan 29 unit. Tren versi non-kopling ini secara garis besar juga serupa dengan KSR Pro yang juga fluktuatif.

Berkaca pada hasil kurang memuaskan sepanjang 2015 lalu, Kawasaki Motor Indonesia selaku agen pemegang merek dengan percaya diri menambah model mini bike dengan Z125 Pro yang diluncurkan Februari lalu. Model ini ditargetkan terjual sebanyak 100 unit per bulan.

Pembeli Z125 Pro hanya terbatas kalangan pehobi dengan status mapan. Selain itu, karakter konsumen Kawasaki biasanya merupakan penggemar fanatik. Belum lagi harganya relatif mahal.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya