Bedah Mesin Mazda SKYACTIV-G di GIIAS 2016

Pada dasarnya, Mazda coba menciptakan mesin mesin teknologi tinggi untuk menjawab kebutuhan dewasa ini.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 21 Agu 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2016, 14:00 WIB
Bedah teknologi Skyactiv-G
Bedah teknologi Skyactiv-G

Liputan6.com, Tangerang Selatan - Pabrikan mobil mulai memecah fokus dengan menggarap mobil-mobil hijau, entah itu yang bersistem hibrida atau bahkan elektrifikasi. Tapi dalam kamus Mazda, hal itu nampaknya belum jadi prioritas.

"Banyak jalan menuju Roma, di Mazda kami percaya dengan hal itu, untuk mencapai teknologi ramah lingkungan ada banyak cara," ucap Astrid Ariani, Senior Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia (MMI).

Teknologi Skyactiv, masih pada tahap awal dan akan terus dikembangkan jenama Jepang itu. Menurut Astrid, Mazda akan terus memaksimalkan mesin bakar (combustion engine) yang mampu menjanjikan efisiensi, emisi yang lebih baik, dan performa yang lebih baik.

Technical Support Manager PT MMI Tundjung Pangajom mengungkap resep di balik teknologi Skyactiv-G. Pada dasarnya, Mazda coba menciptakan mesin-mesin teknologi tinggi untuk menjawab kebutuhan dewasa ini.

"Untuk mengurangi emisi co2 seminim mungkin untuk mencegah pemanasan global, namun tetap memberikan pengalaman ke pengemudi di mana bisa efisien tanpa mengurangi kenikmatan berkendara," katanya saat ditemui di booth Mazda GIIAS 2016, BSD City, Tangerang, Jumat (19/8/2016).

Perlu diketahui, Skyactiv tak cuma meliputi jantung mekanis, tapi juga merupakan teknologi pada sasis dan bodi. Namun pada sektor mesin, ada sejumlah resep agar mesin 1,5 liter bensin mereka beda dengan yang lain. Secara garis besar, Skyactiv-G merupakan mesin dengan kompresi tinggi.

"Mesin ini memberi solusi terhadap permasalahan yang ada di mesin konvensioal seperti radiasi, exhaust lost, cooling lost, pumping lost, juga mechanical friction lost," papar dia.

Adapun, penyematan mesin dengan kompresi 13.0:1 didukung dengan sistem knalpot 4-2-1 untuk membuat pendinginan dan mengurangi gas emisi balik ke ruang bakar. "Memang sistem 4-2-1 sudah umum, tapi secara desain kami buat lebih panjang untuk membuat pendinginan lebih baik," imbuh dia.

Di samping itu, Mazda juga melakukan penyesuaian pada piston cavity yang didukung dengan direct ijection multi-hole injector. "Konfigurasi ini untuk membuat pembakaran sempurna dan mencegah terjadinya gejala ngelitik di mesin berkompresi tinggi," katanya.

Dari strukturnya, kata Tundjung piston juga dibuat lebih ringan dibandingkan mesin konvensional. Praktis ini dapat mengurangi gesekan. Dikatakan, Skyactiv G ini memiliki efisiensi 15 persen lebih baik dan menjanjikan ketersediaan gaya puntir di putaran rendah.

Skyactiv transmisi

Tak cuma mesin, sektor transmisi juga jadi fokus Mazda. Menurut Tundjung, hadirnya teknologi Skyactiv membuat transmisinya lebih ringan. Dengan demikian, bisa didapat peningkatan efisiensi sebesar 6-9 persen, sensasi berkendara laiknya mobil manual, akselerasi yang lebih baik di putaran bawah dan perpindahan gigi lebih cepat.

"Transmisi Skyactiv menggabungkan transmisi AT, CVT, dan dual-clutch. Lock up pada torque coverter terjadi pada rpm rendah," kata dia. Sementara untuk mengatasi gejala getar ketika lock-up berada di putaran rendah, Mazda menambahkan kopling pada torque converter.

"(Intinya) menggabungkan tiga jenis transmisi. Nah, dari masing-masing tipe transmisi itu kita ambil dari sisi positifnya sehingga kita mendapatkan transmisi otomatis yang ideal," tuntas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya