Liputan6.com, Tokyo - Isu tentang keamanan siber di industri otomotif semakin menguat seiring makin gencarnya pabrikan memperkenalkan mobil-mobil canggih yang terhubung ke internet. Tak terkecuali pabrikan Jepang.
Sebagaimana diketahui, mobil canggih bisa diretas. Peretas bisa "masuk" ke sistem melalui beragam jalur, mulai port USB, jaringan internet, hingga Bluetooth.
Baru-baru ini, demi mengantisipasi masalah tersebut, mereka memutuskan mengambil satu langkah penting: akan membuat kelompok yang saling mendukung untuk memperkuat keamanan siber. Kelompok ini akan mulai bekerja tahun depan.
Advertisement
Baca Juga
Dilaporkan Automotive News, mereka mempertimbangkan untuk membuat kelompok swadaya ini di bawah naungan Japan Automobile Manufacturers Association, semacam Gaikindo.
"Semua orang mengatakan bahwa Jepang ada di belakang Eropa dan Amerika Serikat. Tapi sekarang kita mengejar," ujar Koji Hirabayashi, Manager Electronic Architecture Development Toyota sekaligus Head of the Information Security Committee Japan Automotive Software Platform and Architecture.
Mereka berencana, akan berada di tingkat yang sama dengan pabrikan AS dan Eropa soal isu penting ini pada 2020 nanti.
Hal ini semakin mendesak karena hampir semua pabrikan Jepang belum secara serius mengantisipasi hal ini. Bahkan, pabrikan seperti Honda dan Subaru mengatakan bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan tentang peretasan mobil.
Sementara itu, pabrikan lain yang baru hengkang dari Indonesia, Mazda Motor, menolak berkomentar.