Jangan Ketok Kepala Busi, Ini Akibatnya

Salah satu solusi pintas yang kerap dilakukan untuk memperbaiki busi yang tidak bekerja maksimal adalah dengan mengetuk bagian kepala busi.

oleh Rio Apinino diperbarui 08 Nov 2016, 07:11 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2016, 07:11 WIB
Cara Darurat Akali Busi yang Tiba-Tiba Mati di Jalan
Cara daruratnya yaitu pecahkan keramik yang ada di bagian dalam busi.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu solusi pintas yang kerap dilakukan untuk memperbaiki busi yang tidak bekerja maksimal adalah dengan mengetuk bagian kepala busi. Tujuannya agar jarak antara elektroda dengan ground pada ujung busi tidak terlalu jauh.

Tapi tahukah Anda, sebetulnya hal ini tidak boleh dilakukan. Mengetuk-ngetuk ujung busi bisa berakibat pada berkurangnya kualitas busi tersebut.

"Kami tidak menyarankan mengetok grand elektroda. Berpengaruh pada life time. Gap busi yang berubah juga akan berdampak pada transfer energinya tidak maksimal," ujar Diko Oktaviano, Aftermarket Technical Supprt (ATS), PT NGK Busi Indonesia, Sabtu pekan lalu (5/11/2016).

Lebih jauh, dijelaskan bahwa pada dasarnya gap antara grand elektroda dengan central elektroda telah dihitung sedemikian rupa dengan teknik komputerisasi. Ketika diketok, maka gap tersebut pasti berubah.

Saat diketok itu, maka yang terjadi adalah struktur besi tersebut bisa berubah, sehingga pada akhirnya matetialnya juga ikut berubah.

Salah kaprah lainnya adalah memecahkan keramik busi, biasanya ini dilakukan dalam kondisi darurat. Pecahnya keramik bisa membuat aliran listrik tidak beraturan sehingga percikan apinya pun tidak beraturan, meski lebih besar.

"Tapi umur busi jadi tidak panjang. Makanya ada baiknya pengguna kendaraan bermotor harus menyiapkan busi cadangan,” tutup Diko.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya