Ada Wacana Tukar Tambah Victory dengan Indian

Polaris sebagai penanggung jawab Victory Motorcycle menjanjikan kebutuhan suku cadang minimal 10 tahun.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 11 Jan 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2017, 18:30 WIB
Indian Motorcycle
Indian Motorcyele berderet di dealernya di Fatmawati, Jakarta Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Keputusan Polaris Industries menghentikan produksi Victory Motorcycle memaksa PT Arya Motor Indonesia (AMI) selaku distributor resmi merek tersebut mengakhir penjualan produknya di pasar otomotif nasional.  

Tak ada promo khusus untuk menghabiskan stok moge asal Amerika Serikat itu. Untuk diketahui, saat ini moge Victory yang belum terjual kurang dari 10 unit, dan tujuh diantaranya digunakan untuk keperluan test ride konsumen.

Presiden Direktur PT AMI Denny Mulyono menyatakan, saat ini pihaknya sedang memikirkan program baru berupa trade-in atau tukar tambah

“Kami pelajari bagaimana rumusan trade-in. Kalau ini bisa terjadi kenapa tidak, bagi saya sama saja, penjualan tetap penjualan,” ujar Denny saat ditemui Liputan6.com, Selasa (10/1) malam.

Ia menyebutkan, program tukar tambah ini ditujukan bagi pemiliki Victory yang ingin beralih ke merek Indian. Namun demikian, dia tak menampik, bahwa pecinta Victory tetap percaya akan produknya karena dianggap moge yang nyaman dan aman saat dikendarai.

Denny juga menepis anggapan bahwa dirinya akan lari dari tanggung jawab. Sebab, pihak Polaris menjanjikan kebutuhan suku cadang minimal 10 tahun.

Jika dilakukan tukar tambah, lantas bagaimana nasib moge Victory yang berstatus seken?

Menurut Denny, kans terbesar Victory bakal menjadikan mogenya rental. Seperti yang saat ini telah dilakukan di Bali.

"Per hari (sewa Victory) itu bisa antara Rp 1,3-2,1 juta dengan model yang berbeda-beda. Sementara memang ada di Bali, tapi kami  pernah buat juga di Jakarta," pungkasnya.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya