Standar Euro4 Jadi Pintu Masuk Mobil-Mobil Eropa ke Indonesia

Euro4 nantinya memberi keleluasan brand Eropa untuk menghadirkan beragam spek, membawa beragam teknologi inovatif.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 06 Apr 2017, 11:16 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2017, 11:16 WIB
20161130- BMW Seri 7 Dirakit di Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pekerja tengah merakit mobil BMW jenis All New 730 Li di Jakarta, Rabu (30/11). Perakitan mobil tersebut didukung oleh para ahli manufaktur dari Jerman. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan pemerintah mengubah standar emisi Euro2 menjadi Euro4 di 2018 mendatang rupanya disambut hangat berbagai pihak. Para pelaku usaha otomotif, tak terkecuali perusahaan BMW Group Indonesia menyambutnya dengan gembira.

Menurut Jodie O'tania, Vice President Corporate Communication BMW Group Indonesia, dengan adanya standar Euro4, maka hal itu akan mendukung kendaraan premium di Indonesia.

“Yang pasti, yang saya bisa katakan tentang Euro4 ini nantinya menjadi keleluasan brand Eropa untuk menghadirkan beragam spek, lebih leluasa dan dapat membawa beragam teknologi inovatif yang tadinya belum bisa diterapkan,” ungkap Jodie saat ditemui di Senayan City, Jakarta, Rabu (4/6/2017).

Meski demikian, Jodie rupanya tidak mau sumbar dengan menyebut kebijakan pemerintah atas Euro4 menjadi kebangkitan mobil-mobil Eropa. Jika ada unsur bangkit, menurutnya mobil-mobil Eropa berarti dianggap pernah mengalami kemunduran.

 

Penjualan Pasar Premium di 2017

BMW i8 Jadi Taksi Premium Hotel di Tiongkok
BMW gencar melakukan kampanye penggunaan mobil listrik bagi konsumen Tiongkok.

Selain kabar baik akan rencana standar emisi Euro4,  Jodie mengatakan, 2017 ini menjadi angin segar, karena pasar mobil premium mengalami perkembangan.

“Dari BMW kami sangat optimis untuk kendaraan premium di Indonesia, terutama sudah banyak perubahan yang terjadi, seperti peraturan menteri tentang Euro4, yang pastinya kan mendukung kendaraan premium di Indonesia,” jelas Jodie.

Bagi BMW, kata dia, penjualan mobil premium akan meningkat di tahun ini karena adanya respon positif dari masyarakat akan kendaraan terbaru yang ada di Tanah Air.

“Yang pasti kami melihat sudah ada kemajuan positif, kalau dari kondisi ekonomi sudah menunjukan tanda-tanda membaik. Kami mengincar penjualan sebanyak-banyaknya,” tuturnya.

Jodie menyampaikan, pengaruh penjualan di sektor otomotif bisa juga dilihat dari aspek lain, termasuk infrastruktur khususnya jalan raya. Pasalnya, saat ini pemerintah terus melakukan pembangun disejumlah wilayah.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan secara wholesales (pabrikan ke dealer) BMW sepanjang 2016 mencapai 2.506 unit.

Dari jumlah tersebut, setidaknya ada beberapa BMW yang menjadi pendongkrak penjualan, seperti BMW 320i menjadi paling laris dengan raihan 715 unit, kemudian disusul BMW X1 sDrive 18i mencapai 444 unit, lalu X5 xDriver30i sebesar 392 unit, dan BMW 520i sebanyak 296 unit.

Sedangkan untuk penjualan BMW pada Januari-Februari 2017 mencapai 317 unit. Angka ini disumbangkan BMW 320i, X1 sDriver 18i, X5 xDrive30i, dan 520i, yang masing masing tercatat 88 unit, 75 unit, 56 unit, dan 29 unit.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya