Liputan6.com, Jakarta - Karpet bahan PVC coil yang bentuknya kerap disebut mirip ‘karpet mi’ memang sering ditemui di sejumlah tempat, seperti pintu masuk. Namun dewasa ini, jenis karpet tersebut ramai digunakan pada di industri otomotif. Contohnya adalah karpet Signature yang dilengkapi Nano Care Technology dan Royal Clean Technology.
Menurut CEO Makko Group, Christopher Sebastian, jenis karpet mi banyak dibuat secara daur ulang sehingga berbahaya bagi kesehatan. Sebab, karpet untuk interior mobil ini dibuat dari bahan plastik bekas atau suntikan plastik bekas yang kemudian diolah.
Advertisement
Baca Juga
Kata Christopher, ada beberapa hal yang membedakan karpet mi berbahan PVC coil murni dengan bahan daur ulang.
“Pertama kadar kekuatannya. Kalau yang daur ulang gampang rusak, pemakaiannya tidak lama, jadi mudah rusak dan hancur. Kalau PVC coil murni disobek saja susah, silahkan dicoba, “ ungkap Christopher saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Selain itu, Christopher mengatakan, karpet PVC daur ulang sering kali lebih cepat pudar dalam hal warna.
Perbedaan lainnya yakni berbau. Christopher menuturkan, karpet bahan daur ulang jika terkena panas akan menghasilkan bau yang menyengat.
Saat karet karpet terpapar sinar matahari, maka baunya akan semakin terasa. Oleh karena itu, karpet mi ini kerap digunakan untuk keperluan di luar ruangan, atau di luar pintu masuk.
Tidak sampai di situ, jika karpet berbahan PVC coil murni, biasanya kotoran akan mengendap ke dasar karpet. Sementara untuk bahan daur ulang kotoran biasanya hanya menempel di bagian permukaan.
“Untuk membersihkannya pun mudah, tinggal diangkat, lalu dibalik, dan dipukul-pukul maka kontorannya akan terangkat keluar. Disiram air pun tidak masalah, kotoran mudah keluarnnya. Di vacuum juga bisa, itu sangat mudah,” tuturnya.