Jutaan Orang Punya SIM Tapi Tak Beli Motor

Delapan juta orang AS yang punya SIM ternyata tidak punya sepeda motor sendiri. Mereka ini disebut Sleeping License Holders.

oleh Rio Apinino diperbarui 27 Jul 2017, 06:10 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2017, 06:10 WIB
Ilustrasi kemacetan
Kemacetan Ibukota sudah tak bisa lagi dihindari. Apalagi pada pagi dan sore hari menjelang jam pulang kantor. Kondisi jalanan yang semakin ramai, membuat banyak masyarakat memilih kendaraan roda dua atau sepeda motor.

Liputan6.com, California - Seseorang biasanya akan mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM) ketika sudah punya kendaraan bermotor sendiri. Tapi ternyata ini tidak berlaku umum.

Survei yang digelar Milwaukee Journal Sentinel, dikutip Rabu (26/7/2017), menemukan bahwa delapan juta orang Amerika Serikat (AS) yang punya SIM ternyata tidak punya dan tidak membeli sepeda motor sendiri. Mereka ini disebut Sleeping License Holders.

Riset ini sekaligus memperkuat penelitian sejenis yang dilakukan majalah Cycle World. Di sini, diketahui bahwa rata-rata bikers AS berusia 45 tahun, padahal mereka yang membeli motor rata-rata 50 tahun. Itu artinya mereka yang mengendarai motor tidak melulu miliki kendaraannya sendiri.

Dikatakan, ini bisa terjadi karena faktor ketakutan. Sebagian dari mereka merasa terintimidasi saat benar-benar berada di jalan raya dengan segala keruwetannya, meski sebelum mendapatkan SIM telah intensif belajar cara berkendara yang baik dan benar.

Mereka tidak pernah membayangkan bahwa lalu lintas bisa begitu padat. Faktor keselamatan diutamakan dengan cara menghindari jadi pengendara sama sekali.

Ada pula yang sebelumnya aktif berkendara, tetapi karena faktor-faktor pribadi seperti menikah dan punya anak, tidak lagi menjadi seorang bikers.

Persoalan finansial pun turut jadi faktor yang cukup besar dalam mempengaruhi seseorang untuk membeli motor. Anak muda, misalnya, lebih memilih untuk melunasi pinjamannya ketika kuliah dulu. Sementara yang lebih tua memilih untuk menabung demi masa pensiun yang lebih baik.

Harley-Davidson, selaku sponsor riset, mengatakan bahwa orang-orang seperti ini adalah target mereka. Harley mengatakan bahwa kelompok ini punya peran sentral bagi target baru perusahaan, yaitu menjual dua juta unit di AS selama 10 tahun ke depan.

"Ini adalah kelompok yang kami gali. Jadi kami dapat menemukan cara untuk membawa mereka kembali, mengingatkan mengapa mereka senang mengendarai motor," ujar Heather Malenshek, Vice President of Global Marketing and Brand Harley-Davidson.

Simak Video Menarik berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya