Sedan Murah Berpotensi Mendongkrak Ekspor

Penurunan pajak sedan ini juga diyakini mampu meningkatkan penjualan mobil tersebut di pasar otomotif nasional, sehingga bisa diekspor.

oleh Arief Aszhari diperbarui 07 Sep 2017, 20:37 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2017, 20:37 WIB
Perakitan BMW Seri 5.
PT BMW Group Indonesia mulai melakukan perakitan sedan mewah terbarunya, all new BMW Seri 5. (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sebagai wadah pabrikan mobil di Tanah Air, terus mendorong pemerintah untuk mengesahkan regulasi penurunan pajak sedan. Dengan begitu, pajak sedan yang saat ini sebesar 30 persen bisa turun menjadi 10 persen, sama dengan model lain, seperti MPV, SUV, dan citycar.

Penurunan pajak sedan ini juga diyakini mampu meningkatkan penjualan mobil tersebut di pasar otomotif nasional, sehingga bisa diproduksi secara lokal, dan diekspor ke negara lain.

Dijelaskan Pengamat Otomotif, Bebin Djuana, jika nantinya pajak sedan diturunkan, butuh waktu untuk mengubah pola pikir masyarakat yang sudah sangat menggemari MPV, dan harus rela beralih untuk membeli sedan.

"Tidak bisa instan, butuh waktu mengubah pola pikir yang sudah terbentuk bertahun-tahun. Lain ceritanya dengan SUV atau crossover yang menjadi trend dunia, rasanya kecil kemungkinan bergeser ke bentuk sedan," jelas Bebin saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (7/9/2017).

Sementara itu, untuk masalah ekspor, pria ramah ini menyoroti tentang minimnya fitur kendaraan di Indonesia. Dengan pajak yang cukup tinggi untuk mobil sedan, maka fitur standar juga sudah bisa sangat mahal di Indonesia.

"Selama ini, kita kalah bersaing untuk ekspor sedan karena kalah fitur. Silahkan pelajari fitur yang sudah menjadi standar dunia, kita sangat tertinggal, karena besarnya pajak. Karena pajak yang tinggi, fitur yang di bawah standar dunia pun sudah membuat mobil di dalam negeri menjadi mahal," tegasnya.

Memang, kata-kata mobil murah masih menjadi cara yang ampuh untuk memikat calon pembeli. Tapi perlu diingat, masyarakat juga butuh penampilan yang terkini dan fitur yang mumpuni.

"Contohnya mobil LCGC yang ada sekarang, pakai power window, central lock, air bag, dan lain-lain (apakah itu semua menggambarkan konsep low cost?). Itu permintaan pasar," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perakitan BMW Seri 5.
PT BMW Group Indonesia mulai melakukan perakitan sedan mewah terbarunya, all new BMW Seri 5. (Arief/Liputan6.com)

Desak Pemerintah

Menurut Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Franciscus Soerjopranoto, keinginan para pelaku industri otomotif yang semakin mendesak pemerintah menurunkan pajak kendaraan sedan setelah adanya perjalanan bisnis Presiden Joko Widodo ke Australia beberapa bulan lalu.

Seperti diketahui, di Negeri Kangguru penjualan kendaraan paling favorit tidak sama seperti Indonesia yang mengandalkan Low Multi Purpose Vehicle (MPV), melainkan jenis kendaraan sedan yang sangat menggairahkan.

“Karena pabrikan di Australia semua pabrikan otomotif tutup. Nah kenapa (Australia) jadi mesti ngambilnya (mobil sedan) di Thailand, atau di Singapura? Di Indonesia dong, karena disini ada base-nya, produksinya dan segala macam. Kan banyak maker investasi, nah caranya mendorongnya dengan pajak ini,” jelas Soerjo saat ditemui di salah satu hotel di kawasan BSD, Tangerang Selatan, baru-baru ini.

Tak hanya pasar ekspor, kata Soerjo, jika pajak kendaraan jenis sedan menurun, maka tidak menutup kemungkinan pasar otomotif Indonesia akan ikut terkerek naik.

"Sekarang hitungan kami mungkin market sedan 1-2 persen. Mungkin adanya penurunan pajak sedan akan naik jadi 5 persen. Itu asumsi dari kita, Toyota," tutupnya.


Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya