Budaya Tertib Berlalu Lintas di Jepang Patut Ditiru, Mengapa?

Kalau bicara tertib, Jepang juaranya. Salah satunya tercermin dari budaya tertib berlalu lintas.

oleh Sigit Tri Santoso diperbarui 24 Okt 2017, 12:08 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2017, 12:08 WIB
Tertib Berlalu Lintas
Di Jepang, semua teratur dan saling menghormati. Tak ada terdengar bunyi klakson di tengah kemacetan. (Sigit/Liputan6.com)

Liputan6.com, Tokyo - Kalau bicara tertib, Jepang juaranya. Salah satunya tercermin dari budaya tertib berlalu lintas.

Semua teratur. Semua saling menghormati. Tak ada terdengar bunyi klakson di tengah kemacetan. Semua mengantre.

"Paling banyak saya mendengar tiga kali suara klakson per hari," ujar Ping Tjuan Suharna, salah satu tour guide yang mengantarkan rombongan Toyota Astra Motor saat berkunjung ke Jepang, Selasa (24/10/2017).

Di persimpangan jalan, mobil menunggu pejalan kaki menyeberang di zebra cross. Tak terlihat pula mobil parkir sembarangan. "Semua mau antre dan sesuai aturan," tambahnya.

Maklum, Jepang kota modern dengan segala infrastruktur yang bekerja sebagaimana mestinya. Tidak pula ada yang mau kena tilang. Pelanggaran bisa membuat "miskin".

Ping memberi contoh kepada Liputan6.com perihal denda yang dikenakan terhadap pelanggaran lalu lintas. "Ketahuan parkir kendaraan sembarangan, siapkan saja 15.800 Yen (atau setara Rp 1,896 juta estimasi kurs Rp 120 per Yen)," jelasnya.

Nah berapa kalau ketahuan tidak pakai sabuk keselamatan? Lebih mahal lagi. Cuma 20 ribu Yen, atau Rp 2,4 jutaan. Kacau lagi kalau ketahuan ngebut. "Sekitar 30-50 ribu Yen (setara Rp 6 juta)," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya