Liputan6.com, Osaka - Jika di Indonesia siapa saja mampu membeli mobil, meski tak punya garasi. Maka, jika Anda tinggal di Jepang jangan berharap demikian.
Hal ini pula dapat terlihat saat Liputan6.com berkunjung ke negeri Matahari Terbit. Di mana, saat berada di wilayah pemukiman di beberapa lokasi baik siang maupun malam hari, jarang terlihat mobil yang parkir di jalanan atau depan rumah.
Advertisement
Baca Juga
Membeli mobil di Jepang harus ada syarat mutlak, yaitu memiliki parkiran. Hal ini juga ditegaskan Rini Kameya, tour guide Media Tour Astra Daihatsu Motor. Kata dia, warga Jepang yang ingin membeli mobil harus memperlihatkan terlebih dahulu tempat mobil akan diparkir.
“Tentunya mau membeli 5 atau 10 mobil diperbolehkan. Tetapi tidak ada orang yang memiliki mobil lebih dari lima, kalau bukan konglomerat atau selebritis,” ungkap Rini.
Artinya, semua warga Jepang bisa membeli banyak mobil, jika lahan parkir cukup luas. Sebaliknya, jika tak memiliki lahan parkir, jangan harap memiliki mobil.
Tentunya hal ini bisa diterapkan di Indonesia. Sebab, jika dibebaskan membeli mobil, maka para pengguna jalan lainnya bisa terganggu, karena tempat yang akan dilewati terhalang mobil.
Lahan lapang untuk parkir mobil di Jepang khususnya di wilayah perkotaan sulit ditemukan. Akan tetapi, sewa parkir dengan menggunakan mesin, cukup banyak. Harga parkir harian pun cukup bervariasi. Namun ada juga yang mahal
“Di Tokyo misalnya, seperti yang saya ketahui bisa 40 ribu-50 ribu Yen (Rp 4,7 jutaan-Rp 6 jutaan). Itu hanya untuk uang parkir,” ucap Rini.
“Jadi kalau ingin membeli mobil lebih dari satu yang mana Anda sudah tidak punya space untuk kita letakkan di rumah, kita harus sudah punya semacam kontrak dengan pihak yang menyewakan parkiran,” tambahnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pilih Kereta Dibanding Mobil
Warga Jepang memang tak seperti di Indonesia, yang kini mobil layaknya kebutuhan utama. Selain itu, memiliki mobil bisa menjadi gengsi dari sebuah keberhasilan.
Namun lain halnya dengan di Jepang. Meski memiliki mobil, akan tetapi mereka hanya mengendarainya pada hari libur atau akhir pekan.
“Di sini (Jepang) biasanya hanya satu mobil untuk keluarga. Karena memang biasanya orang ke kantor dengan menggunakan kereta,” terang Rini.
Sebaliknya di hari biasa mobil digunakan hanya untuk waktu-waktu tertentu. Itupun digunakan para istri sebagai kendaraan antar jemput suami ke stasiun atau mengantar anak pergi untuk les.
“Orang Jepang sangat menyukai kereta,” tutupnya.
Advertisement