PR Pemerintah Jika Kendaraan Listrik Beredar di Indonesia

Adanya kendaraan listrik, maka ada pergeseran baik dari segi teknologi hingga lahan pekerjaan.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 15 Nov 2017, 18:45 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2017, 18:45 WIB
Motor listrik Yamaha bergaya retro modern seperti Yamaha Fino. (Arief/Liputan6.com)
Motor listrik Yamaha bergaya retro modern seperti Yamaha Fino. (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Kendaraan listrik kini semakin hangat diperbincangkan. Bahkan, sejumlah merek otomotif di Indonesia telah memperkenalkan mobil dan motor listrik.

Namun ternyata, menurut Presiden Ikatan Ahli Teknik Otomotif (IATO), Gunadi Sindhuwinata, dengan adanya kendaraan listrik, maka ada pergeseran baik dari segi teknologi hingga lahan pekerjaan. “Misalkan, yang jelas (kendaraan listrik )tidak pakai bahan bakar minyak. Jadi diapakan (minyak-nya)?  Tidak boleh didiamkan. itu salah satu hal yang mau diapakan, itu punya kepentingan nasional tapi juga harus tahu siapa yang bertanggung jawab untuk memikirkan itu,” ungkap Gunadi saat ditemui di acara Small Engine Technologi Conference (SETC) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (15/11/2017).

Tak hanya itu, mantan ketua Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) tersebut juga menyatakan, kendaraan listrik pada dasarnya lebih ringkas dalam hal penggunaan komponen. Karena  itu, jumlah parts yang digunakan sepeda motor listrik akan lebih sedikit dibandingkan sepeda motor konvesional. Dengan demikian, yang menjadi imbas dari pengurangan penggunaan parts yaitu industri komponen sepeda motor konvesional, karena jumlah parts yang dipakai untuk sepeda motor listrik lebih sedikit.

Dengan menurunnya jumlah produksi  komponen, hal itu juga akan berpengaruh pada jumlah lahan pekerjaan atau terjadi pengurangan tenaga kerja. “Mungkin Kementerian Perindustrian, mungkin juga dari sisi Kementerian Tenaga Kerja juga harus dipikirkan, bagaimana mengalokasikan pekerja ini ke tempat lain misalkan dengan melakukan pendidikan ulang, melakukan pelatihan-pelatihan yang dijuruskan kepada satu profesi jenis baru,” terang Gunadi.

“Tapi saya tidak khawatir bahwa ini akan jadi satu pengurangan, tapi ada satu penambahan di tempat lain pun juga dibutuhkan. Asal kita memperhatikan bahwa ini akan terjadi, jadi disiapkan satu transformasi untuk menuju ke situ supaya tidak terjadi gejolak,” tambahnya.

Selain timbul lahan pekerjaan baru, Gunadi berharap, adanya motor listrik maka akan menimbulkan kompetisi lainnya.

Soal Kendaraan Listrik, Ada Saran Produsen Motor buat Pemerintah

Munculnya sejumlah sepeda motor listrik di Tanah Air belakangan ini membuat Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) mencoba memberikan masukan kepada pemerintah.

Berdasarkan keterangan tertulisnya, saran yang diberikan terkait potensi berkembangnya kendaraan listrik dengan menyiapkan kebijakan yang komprehensif sehingga dapat melindungi konsumen dan masyarakat pengguna sepeda motor.

Hadirnya sepeda motor listrik digadang-gadang akan menggantikan sepeda motor berbahan bakar bensin sebagai salah satu transportasi.

Meski masing-masing produsen belum terbuka akan peluncuran sepeda motor listrik, semuanya mengklaim memilikinya baik dalam bentuk purwarupa atau sudah layak produksi massal dan siap memasarkannya.

Indonesia merupakan salah satu negara yang saat ini sedang menjajaki dan menyusun rencana untuk menuju era elektrifikasi tersebut.

Menurut Ketua Umum AISI Johannes Loman, para pelaku industri sepeda motor siap mendukung kebijakan pemerintah untuk memasuki era motor listrik.

“Kami sedang mengembangkan model motor listrik yang memiliki jarak tempuh yang lebih baik sehingga masyarakat tidak sering-sering mengisi ulang baterai,” ujar Loman dalam keterangan tertulis, Selasa (14/11/2017)

Loman menyatakan, para produsen sepeda motor anggota AISI (Honda, Kawasaki, Suzuki, TVS dan Yamaha) saat ini baru memasarkan tipe motor bakar sedang bekerja keras menyiapkan model motor listrik yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Lebih lanjut dia menyatakan, beberapa kebutuhan masyarakat terkait motor listrik antara lain harga yang terjangkau, jarak tempuh, waktu pengisian baterai, dan kemudahan mengisi kembali baterai.

“Harga juga merupakan isu penting karena saat ini harga motor listrik relatif mahal. Kami ingin memberikan yang terbaik untuk konsumen kami dengan mengembangkan produk-produk yang sesuai standar internasional yang menekankan pentingnya unsur safety,” tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya