Ingat, Selalu Antisipasi Kesalahan Orang Lain Saat Berkendara di Turunan

Saat berkendara di jalur perbukitan, dengan kontur jalan banyak tanjakan dan turunan, selalu antisipasi kesalahan orang lain. Apa maksudnya?

oleh Arief Aszhari diperbarui 12 Feb 2018, 09:05 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2018, 09:05 WIB
jalur puncak
Jalur Puncak, Bogor, Jabar. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi pengendara mobil atau motor, saat berkendara di jalur tanjakan atau turunan dibutuhkan konsentrasi yang penuh. Terlebih, jika kondisi jalan di sekitar macet atau padat dengan kendaraan lain, pastinya akan menjadi sangat menyebalkan.

Dengan kondisi jalan tersebut, tidak jarang bagi pengendara yang tidak berhati-hati harus mengalami kecelakaan. Seperti kecelakaan bus yang baru saja terjadi di jalur Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, dan harus menelan banyak korban jiwa.

Dijelaskan Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), saat berkendara di jalur perbukitan, dengan kontur jalan banyak tanjakan dan turunan, selalu antisipasi kesalahan orang lain.

"Artinya apa, pastikan saat mengemudi di area berbukit kita memiliki ruang untuk menghindar. Daerah blind spot, punggung hutan, tikungan blind spot, sudah dari jauh kita antisipasi kesalahan orang lain," jelas Jusri saat berbincang dengan Liputan6.com, melalui sambungan telepon, Sabtu malam (10/2/2018).

Lanjutnya, saat menikung usahakan jangan terlalu mendekati garis dalam. Sebaiknya, tetap berada di garis atau marka jalan luar.

"Hal yang dikhawatirkan adalah kesalahan orang lain, yang memakan jalur kita. Setiap daerah blind spot, kalau ada apa-apa kita harus siap," tambahnya.

Kebiasaan pengendara mobil atau motor, adalah terlalu santai. Dengan fokus tidak berbuat salah, sudah cukup untuk bisa selamat di jalan raya. "Konteks berlalu lintas, tidak berbuat salah juga dengan mengantisipasi kesalahan orang lain," pungkasnya.

Cara berkendara di turunan

Kecelakaan di Tanjakan Emen
Kecelakaan di Tanjakan Emen, Sabtu (10/2/2018). (Liputan6.com/Ari Rizal)

Kecelakaan maut memang sering terjadi di jalur yang menanjak atau menurun. Tidak jarang, kendaraan dengan pengemudi yang tidak sigap, mobil akan terjun bebas dan menabrak kendaraan lain.

Seperti kecelakaan maut terjadi kemarin sore (10/2/2018) di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat. Kejadian ini terjadi di Jalan Raya Jurusan Bandung, menuju Subang (Turunan Emen), dan sudah mengakibatkan banyak korban jiwa.

Lantas, bagaimana cara mengendarai mobil yang benar di jalan menurun?

Menurut laman Drivers Prep, diakses Sabtu (10/2/2018), posisi gigi terbaik adalah yang paling rendah, dan ini berlaku untuk mobil bertransmisi manual.

Lalu, bagaimanakah dengan mobil bertransmisi otomatis?

Pada dasarnya tidak jauh berbeda. Untuk mendapat efek pengereman mesin, maka pastikan tuas transmisi berada di posisi 2. Sementara itu, jika turunnya curam, maka pindahkan tuas ke posisi L.

Selanjutnya

Salah satu kesalahan yang paling sering dilakukan pemilik mobil saat turunan adalah memindahkan tuas transmisi ke posisi N atau netral. Tujuannya, agar mobil lebih irit bahan bakar. Padahal, perilaku ini sangat salah.

Dengan posisi gigi netral, maka tidak ada efek pengereman mesin dan jalannya mobil hanya mengandalkan rem saja. Ini membuat kontrol pengemudi atas kendaraan tidak akan maksimal. Sangat mungkin juga rem akan cepat panas, bahkan mengalami blong.

Selain aspek-aspek teknis seperti yang telah dijelaskan, tentu faktor lainnya dalam mengemudikan semua jenis kendaraan bermotor adalah tetap tenang atau tidak panik. Telah banyak sekali contoh kepanikan pengemudi akhirnya berbuah petaka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya