Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bakal segera memberlakukan standar emisi Euro 4. Kabarnya, regulasi yang bakal menurunkan beban emisi ini akan berlaku mulai September 2018.
Menyambut peraturan Euro 4 tersebut, banyak pabrikan di industri otomotif, mulai dari produsen kendaraan hingga industri pendukungnya telah bersiap diri. Begitu juga salah satu pabrikan pelumas di Tanah Air, MPM Lubricant, dengan produk andalannya, Federal Oil dan Federal Mobil.
Baca Juga
Dijelaskan Patrick Adhiatmadja, Presiden Direktur MPM Luncricant, peraturan emisi Euro 4 memang lebih menyasar kepada bahan bakar, terutama bahan bakar minyak (BBM).
Advertisement
"Karena kami mengetahui hal tersebut, kami juga mempersiapkan diri. Lantas, kami mereview semua produk kami, terutama Federal Mobil, yaitu produk 5W ndan 10W apakah masuk dalam koridor Euro 4," jelas Patrick saat perayaan 30 Tahun MPM Lubricant, di bilangan Gunawarman, Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018).
"Kami bersyukur, sekaligus bangga ternyata produk kamu sudah masuk dalam kategori tersebut (Euro 4). Jadi, kami siap mendukung aturan Euro 4," tambahnya.
Sementara itu, menurut Adrian Baskoro, Vice President Director MPM Lubricants, untuk pelumas yang sesuai dengan standar Euro 4 memang ada perbedaan dari material atau komponennya.
"Euro 4 itu kalau di luar negeri dicobanya untuk truk, atau diesel. Sedangkan di Indonesia, masuknya ke bahan bakar bensin," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indonesia Euro 4 Saja Belum, Singapura Sudah Pakai Euro 6
Ketika Indonesia baru menerapkan standar emisi kendaraan Euro 4 tahun depan, negeri tetangga Singapura telah bergerak lebih jauh. Tepat kemarin (1/9/2017), mereka resmi menerapkan standar Euro 6.
Dilaporkan Straitstimes, standar Euro 6 ini tidak berlaku bagi mobil yang saat ini sudah beredar di jalanan (yang menggunakan standar Euro 4). Euro 6 diterapkan pada kendaraan yang baru akan dibuat. Namun begitu, implikasinya tetap besar.
Â
BACA JUGA
Â
Dikatakan bahwa sejumlah mobil laris akan terkena dampak, semisal Honda Accord, Toyota Camry, Nissan Teana, dan Suzuki Swift. Begitu juga dengan seluruh jajaran mobil Chevrolet.
Sebagian besar kendaraan yang beredar di Singapura berasal dari impor pabrik yang ada di Asia. Karena standar Emisi di benua ini rata-rata rendah, mobil-mobilnya pun tidak dibuat dengan standar emisi yang tinggi. Karenanya, kalau ingin tetap mengikuti standar yang berlaku, maka dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Berdasarkan hitung-hitungan bisnis, disimpulkan bahwa sejumlah model akan keluar selamanya dari Singapura, lainnya akan menyesuaikan diri dan akan datang dengan model yang standar emisinya lebih tinggi di masa yang akan datang.
Agar pabrikan bersemangat menyesuaikan diri dengan regulasi baru ini, pemerintah Singapura memberikan potongan pajak berdasarkan skema tertentu.
Ron Lim, manajer umum agen Nissan Tan Chong Motor, mengatakan bahwa kebijakan ini "akan mengubah keseluruhan landscape pasar otomotif Singapura mulai tahun depan dan seterusnya."
Advertisement