Terlalu Cepat Memproduksi Baterai Listrik Justru Berdampak Buruk

Pemerintah telah resmi membangun pabrik bahan baku untuk pembuatan baterai kendaraan listrik di Morowali, Sulawesi Tengah.

oleh Arief Aszhari diperbarui 06 Feb 2019, 12:03 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2019, 12:03 WIB
Baterai Mobil Listrik
Warna biru itu merupakan baterai di mobil listrik (Foto: Electrek).

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah resmi membangun pabrik bahan baku untuk pembuatan baterai kendaraan listrik di Morowali, Sulawesi Tengah. Bekerja sama dengan perusahaan Tiongkok, Indonesia dan Jepang, pabrik ini bakal dikembangkan di lahan seluas 120 hektar, dengan investasi sebesar US$ 700 juta.

Dengan adanya pabrik yang siap menghasilkan nikel dan kobalt, Indonesia diharapkan mampu menguasai industri baterai kendaraan listrik. Namun, beragam penelitian terkait dampak positif dan negatif terkait kehadiran mobil atau motor listrik ini, dan salah satunya yang dilakukan The Institute of Energy Economic, Japan (IEEJ).

Dalam studi yang dilakukan lembaga asal Negeri Matahari Terbit tersebut, disebutkan dampak negatif jika pengembangan baterai lebih cepat dibanding keberadaan kendaraan listrik tersebut.

"Kesimpulan, bila pengembangan baterai lebih cepat dibanding kesiapan kendaraan listrik itu sendiri, akan mengakibatkan hal yang negatif atau tidak baik," jelas Ichiro Kutani, Senior Research Fellow IEEJ).

Lanjutnya, dampak negatif tersebut, adalah potensi error atau ketidaksesuaian baterai dengan kendaraan yang bakal beredar, dan peluang tersebut akan sangat besar jika pengembangan baterai dan kendaraan listrik tidak dilakukan bersamaan.

"Di saat mengembangkan energi yakni baterai, diimbangi juga dengan pengembangan kendaraan yang yang irit bahan bakar, itu bagus. Jadi, harus berbarengan pengembangannya (baterai dan mobil listrik)," tegasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

Sementara itu, langkah pemerintah untuk membangun industri baterai kendaraan listrik di Morowali dinilai sebagai langkah yang tepat. Dengan begitu, ketika setiap negara juga tengah melakukan pengembangan mobil listrik dan perangkatnya, Indonesia juga sudah mulai, dan tidak jauh tertinggal dibanding mesin konvensional sebelumnya.

"Kendaraan listik mobil kecil diperkirakan bakal booming pada 2030, dan artinya pada tahun tersebut pengembangan baterai persaingannya ketat sekali," pungkasnya.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya