Toyota Patenkan Penyemprot Gas Air Mata, untuk Apa?

Toyota rupanya memiliki teknologi unik bernama fragrance dispenser system. Inovasi yang baru dipatenkan tersebut bisa membuat kabin wangi sesuai selera pemilik. Tapi juga bisa menyemprotkan gas air mata untuk para pencuri mobil.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mar 2019, 18:07 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2019, 18:07 WIB
Jenis Mobil Toyota
Jenis Mobil Toyota (sumber: iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Toyota rupanya memiliki teknologi unik bernama fragrance dispenser system. Inovasi yang baru dipatenkan tersebut bisa membuat kabin wangi sesuai selera pemilik. Tapi juga bisa menyemprotkan gas air mata untuk para pencuri mobil.

Dilansir Carscoops, sistem ini akan bekerja saat mendeteksi ponsel pengemudi atau penumpang, lalu menyemprotkan parfum mobil sesuai dengan wangi yang sudah dipilih. Kala penumpang atau pengendara meninggalkan mobil, sistem ini akan membuat kabin netral kembali.

Tapi saat mendeteksi adanya usaha menyalakan kendaraan yang ilegal, gas air mata akan otomatis disemprotkan ke kabin. Tapi dengan sistem ini banyak pertanyaan bermunculan.

Bagaimana jika sistem itu salah deteksi? Atau tak sengaja menyemprot?

Sepertinya pemikiran itu terlalu jauh. Meskipun Toyota sudah mematenkan inovasi ini, belum tentu Toyota akan segera mengenalkan.

Terlepas dari kecemasan itu, sistem ini terdengar cukup membantu para pemilik mobil Toyota.

Sumber: Otosia.com

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penjualan Toyota Indonesia Tahun Lalu Turun, Ini Sebabnya

Persaingan di pasar otomotif, khususnya roda empat pada 2018 lalu memang cukup sengit. Banyaknya pemain dan model baru yang masuk, serta kondisi ekonomi menjadi salah dua alasan turunnya penjualan jenama asal Jepang yang beroperasi di Indonesia, Toyota melalui PT Toyota Astra Motor (TAM).

Dijelaskan Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT TAM, untuk wholesale Toyota pada 2018 mencapai 352 ribu unit, sedangkan retail sales sebesar 357 ribu unit. Jadi, untuk market shareToyota sendiri pada tahun lalu, masih berada di angka 31 persen.

 

 
 

 

"Hasil ini cukup lumayan, jika kita lihat kondisi dari kompetisi dan juga melihat kondisi dari pasar. Harapan kami untuk tahun ini, minimal bisa mempertahankan penjualan dan market share yang kita dapatkan di tahun lalu," jelas Anton, saat berbincang dengan wartawan di Bluegrass, Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Sementara itu, jika dilihat dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) memang belum merilis pencapaian seluruh penjualan tahun lalu. Jika dilihat dari data Januari sampai November 2018, market share untuk Toyota turun sekitar 4 persen jika dibandingkan pencapaian pada tahun lalu.

Sepanjang 11 bulan lalu, penjualan Toyota mencapai 325.500 unit dan tahun sebelumnya mencapai 347.626 unit. Sedangkan dari penjualan retail, Toyota mencatatkan penjualan sebanyak 320.957 unit tahun lalu, dan tahun sebelumnya, yaitu 2017 mencapai 335.127 unit.

 

Sebagai informasi, Indonesia merupakan pasar keempat penjualan Toyota secara global, di bawah Amerika Serikat, Cina, dan Jepang.

Bahkan, pasar otomotif Tanah Air tidak hanya menjadi lumbung penjualan, tapi juga sebagai salah satu industri yang menjadi penting bagi prinsipal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya