Cerita di Balik Lahirnya Royal Enfield Himalayan, Tunggangan Kaesang

Royal Enfield Himalayan sendiri resmi meluncur di gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018

oleh Arief Aszhari diperbarui 26 Des 2019, 16:32 WIB
Diterbitkan 26 Des 2019, 16:32 WIB
Royal Enfield Himalayan
Royal Enfield Himalayan untuk pasar nasional meluncur di IIMS 2018 (Septian/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Hobi naik sepeda motor Presiden Joko Widodo ternyata turun ke anaknya. Ya, Kaesang Pangerap terlihat mengawal sang ayah menunggangi kuda besi.

Jika sang ayah menggunakan motor kustom, lain halnya dengan pengusaha pisang ini yang memilih motor jangkung, Royal Enfield Himalayan.

Royal Enfield Himalayan sendiri resmi meluncur di gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018. Motor dual-purpose yang telah dinantikan cukup lama ini dibanderol Rp 93 juta on the road Jakarta.

Irvino Edwardly, Country Manager Royal Enfield Indonesia, mengatakan, ide pembuatan Royal Enfield Himalayan telah melalui 60 tahun dari perencanaannya.

"Motor ini sengaja diciptakan untuk bisa dikendarai di pegunungan Himalayan. Project-nya dimulai sejak 7 tahun yang lalu. Jadi ini dibuat tidak dalam waktu singkat," terangnya saat peluncuran di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (19 April 2018).

Lebih lanjut ia menyebut, Royal Enfield Himalayan merupakan motor yang bisa memenuhi kebutuhan pengendara motor yang berpengalaman dan juga bagi pemula karena motor ini sangat mudah dikendarai.

"Motor yang bisa dikendarai di seluruh medan, dengan mesin baru, stroke panjang, tampilan gagah, posisi duduk yang nyaman, sehingga pengendara bisa duduk dalam tempo yang cukup lama," ujarnya.

Sementara itu, diceritakan langsung oleh si pembuatnya Anuj Dua, Head of Product Strategy, Royal Enfield India yang terbang langsung ke Indonesia.

Pengembangan motor 411cc ini berdasarkan masukan dari banyak orang. Masukan tersebut, bukan cuma dari mereka yang berada di bagian pengembangan, tetapi juga para konsumen Royal Enfield.

"Saat motor ini didesain, aspeknya mencakup masukan dari para desainer sendiri, para pengguna, blogger, dan lainnya sebagainya," kata dia.

Saksikan Juga Video Berikut Ini:

Berkendara di Gunung

Pada dasarnya, motor ini memang didesain untuk berkendara di gunung. Namun secara detail, ia mendapatkan banyak masukan tentang seperti apa motor yang ideal ini. "Aspek-aspek itu sendiri adalah bisa pergi ke mana saja, adventure, fungsional, touring," ujarnya.

Satu motor dengan segala masukan, setidaknya dia akhirnya mempertimbangkan semua itu untuk akhirnya dituangkan ke sketsa. Beres dengan sketsa, desain motor pun digarap lebih lanjut. Finalisasinya adalah menyediakan opsi untuk dipilih oleh para penyumbang masukan tadi.

"Akhirnya semua rancangan dibuat diperlihatkan ke banyak pihak termasuk konsumen dan terpilihlah model opsi 1," tegasnya.

Model opsi satu itu adalah Royal Enfield Himalayan yang sekarang diperlihatkan di dunia termasuk di Indonesia. Karena punya banyak masukan tadi, motor ini diciptakan bukan cuma untuk di gunung tetapi juga di jalan raya.

"Makanya memenuhi aspek realibility dan memenuhi aspek running cost. Ini penting sekali belakangan," lanjutnya.

Ia merancang sedemikian rupa agar Royal Enfield Himalayan ini lebih halus saat pergantian gigi. "Handling dan suspensinya juga sudah dites tidak hanya di kami di India tetapi juga bagian riset dan pengembangan di Inggris," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya