Liputan6.com, Jakarta - Italjet Dragster akan muncul pada Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2020. Kabar ini datang langsung dari jajaran manajemen Italjet Global dalam paparan rilisnya.
“Permintaan dari Asia tumbuh pesat. Jepang, salah satunya, menjadi potensi pasar terbesar bagi kami. Penjualannya meledak di sana. Dan memang, 90 persen produksi dicanangkan untuk ekspor. Di antaranya adalah Jepang, Taiwan, Korea, Indonesia, Filipina, serta Jerman dan Inggris untuk wilayah Eropa. Pada waktu dekat, kami pun bakal hadir di pameran-pameran sepeda motor penting seperti Tokyo Motorcycle Show pada Maret. Lanjut ke Indonesia International Motor Show (IIMS) di Jakarta dan Veve La Moto di Madrid, pada April,” ungkap Sandro Caparelli, Manajer Penjualan dan Pemasaran Italjet Global, dalam paparan rilis.
Advertisement
Dengan lugas ia katakan, motor ini bakal mendarat di Tanah Air dalam waktu dekat. Sebuah langkah tak terduga, karena pasarnya cukup tersegmentasi. Bagaimana tidak, harga jual di Eropa saja mencapai Rp 67 jutaan sampai Rp 71 jutaan. Bukan angka murah untuk ukuran skuter kecil. Selain itu, edisi pertama kemarin pun dilepas terbatas, 499 unit saja.
“Dragster begitu diinginkan oleh tiap orang. Edisi Pertama sebanyak 499 unit – lengkap dengan nomor sertifikat khusus saja sudah habis terjual. Dan pesanan itu datang dari lebih dari 20 negara berbeda. Sekarang, penantian akan berakhir. Kami akan produksi lagi pada Mei 2020," tutur Massimo Tartarini, CEO Italjet.
Sayang, belum ada informasi pasti, siapa yang bakal memayungi penjualan merek Italjet di sini. Yang jelas, jika memang hadir, layanan purna jual seharusnya dirangkai serius. Mengingat motor ini punya spesifikasi khusus dan tak bakal mudah mencari spare part di pasaran.
Spesifikasi Dragster
Dragster tak bisa dibilang skuter biasa. Dari konstruksi utama saja sudah memakai model teralis, yang lumrah menempel pada motor sport fairing. Bagian ini pun benar-benar diekspos, mencitrakan dirinya punya performa brutal. Tak tampak sama sekali panel-panel plastik menutupi samping, tengah, hingga mesin. Panel hanya tersimak di depan, dengan tekukan begitu tegas, berkat padanan dual headlight sipit intimidatif.
Ada dua pilihan mesin yang ditawarkan. Pertama, berkubikasi 125 cc 4-katup DOHC. Meski bervolume kecil, kemampuannya di atas rata-rata motor sekelas. Ia sanggup mengail tenaga 14,9 Hp/10.000 rpm dan torsi 12,5 Nm/7.750 rpm. Ya, berdasar catatan angka, agresivitas muncul di putaran tinggi. Lantas bobot yang harus dihela, cuma 108 kg. Impresif.
Satu lagi lebih mengerikan, varian bermesin besar. Dicolok mesin 200 cc 4-katup DOHC bertenaga 19,8 Hp/8.350 rpm dan torsi 17 Nm/ 6.250 rpm. Tanggungjawabnya hanya mendorong berat total 112 kg – lebih ringan dari Yamaha Aerox sekalipun. Niscaya translasi tenaga ke roda belakang menjadi sensasi menyenangkan.
Urusan suspensi tak kalah unik. Di depan bukan memakai model fork teleskopik maupun upside down. Melainkan dipasang swing arm, sementara monoshock hydro pneumatic diletakkan setengah tidur tepat di depan dek. Sistem kerjanya mirip dengan BMW C400X, hanya beda peletakan. Lantas di belakang, memakai monoshock yang sama, lengkap dengan pengaturannya.
Belum usai. Soal penjinak laju juga tak biasa. Di depan memakai disc brake 175 mm, sementara belakangnya 240 mm – lebih kecil di depan ketimbang belakang. Entah apa pertimbangannya, namun sulit kami ragukan performa deselerasi Dragster. Karena ia turut dibekali kaliper Brembo, baik di roda depan maupun belakang. Sayang, versi 125 cc masih mengadopsi sistem CBS (Combi-Brake System). ABS bisa didapat pada varian 200 cc.
Sumber: Oto.com
Advertisement