Honda Cross Cub 110 2021 Dapat Versi Edisi Terbatas, Apa Spesialnya?

Liputan6.com, Jakarta - Diperkenalkan pertama kali pada 2018, Honda Cross Cub mendapatkan model lain dalam edisi terbatas. Model ini masih mempertahankan gaya petualangan, dan mulai dijual 22 Juli dengan jumlah hanya 2.000 unit.

Melansir Paultan, Honda Cross Cub 110 2021 hadir dalam skema warna puco blue yang unik, dengan warna hitam sebagai kontras, termasuk pelek, jok, pegas shocbreaker belakang, setang, dan rak belakang.

Sementara itu, mesin dan shockbreaker depan mendapatkan warna silver, dengan pelindung knalpot krom seperti era 970-an. Dengan konsep yang cukup sederhana, motor Honda bergaya klasik ini hanya tersedia dengan jok tunggal, dan tidak dilengkapi aksesori lain.

Jantung penggeraknya, secara mekanis sama dengan model standar yaitu mesin OHC 109 cc, satu silinder dengan sistem pengabutan injeksi. Dengan spesifikasi tersebut, Honda Cross Cub 110 2021 mampu menghembuskan daya hingga 8,0 ps pada 7.500 rpm dengan torsi 8,5 Nm pada 5.500 rpm dan tenaga disalurkan melalui girboks putar empat percepatan.

Dengan roda 17 inci, Honda Cross Cub 110 dilengkapi dengan ban pola blok. Suspensi dilakukan dengan peredam kejut ganda di belakang dan garpu teleskopik di depan dengan bahan bakar yang dibawa dalam tangki 4,3 liter, sementara bobot keseluruhan mencapai 108 kg.

Super Cub merupakan produk motor bebek Honda paling legendaris. Memiliki sejarah panjang dan penggemar setia, berikut sejumlah fakta dan sejarah unik dalam masa muda Super Cub.

Pada 2017, tercatat 100 juta Super Cub sudah diproduksi oleh Honda. Angka itu membuatnya sebagai motor paling banyak diproduksi oleh sebuah pabrikan.

Faktanya, bukan angka itu saja yang fenomenal. Honda Super Cub merupakan pionir di banyak lembar sejarah industri, khususnya sepeda motor.

Era motor bebek (moped) mungkin sudah dimulai jauh di Eropa sebelum Honda merilis Super Cub. Namun bebek yang sudah duluan melenggang, kebanyakan masih menggunakan pedal untuk dikayuh.

Fungsinya pun tak jauh dari sepeda tak bermesin, hanya saja memiliki perangkat mekanikal untuk meringankan kerja pengendara. Kepraktisannya pun masih kalah dengan jenis skuter.

Para pimpinan Honda, saat itu (1956), sedang melakukan kunjungan ke Eropa pun melihat ide, ada potensi jenis motor kompak ini untuk berkembang.

Riset demi riset, mereka pun sepakat untuk menyajikan motor yang memiliki kepraktisan tingkat tinggi, mudah perawatannya, nyaman dikendarai dan mampu dikembangkan di masa depan.

Manifestasinya Honda Super Cub C100 (1958). Motor bebek dengan sejumlah solusi atas kebutuhan masyarkat kala itu. Mesinnya 50cc 4-tak pada konstruksi rangka backbone.