Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan data Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), pertumbuhan bisnis logistik pada 2020 mencapai 30 persen. Tak heran jika persaingan di sektor ini semakin ketat. Alhasil para pelaku usaha harus memutar otak agar bisnisnya bisa beroperasi lebih efisien.
Salah satunya dengan pemilihan armada atau kendaraan pengangkut yang bisa diandalkan untuk menunjang operasional bisnis logistik.
"Dengan intensitas kerja yang padat, kami harus pastikan armada selalu fit, memiliki engine yang andal, dan irit bahan bakar. Sebab, BBM berkontribusi sekitar 30-40 persen dari biaya logistik," terang CEO BSA Logistics Thomas Wenas.
Advertisement
BSA Logistics yang merupakan salah satu pemain di sektor bisnis logistik mengaku, dari sekira 400-an armadanya, 40-50 persen di antaranya merupakan kendaraan Isuzu.
"Isuzu dipilih karena memiliki mesin yang andal, irit, dukungan suku cadang yang memadai, dan servis yang baik. Sehingga, memudahkan mereka jika membutuhkan perawatan dan perbaikan," jelas Thomas.
Sementara itu, CFO BSA Logistics, Henri S Setiawan mengutarakan, untuk mendukung kelancaran operasional perseroan, pihaknya memilih kontrak servis dengan Isuzu.
"Tujuannya, agar ada armada yang mengalami kerusakan bisa langsung ditangani oleh Isuzu," katanya.
Menurutnya, perbaikan ini bisa dilakukan di bengkel resmi atau pihak Isuzu yang mendatangi unit yang butuh diservis.
Selain itu, jika terjadi kerusakan di perjalanan dan membutuhkan penggantian spare part pun mudah karena banyak toko yang menjual.
"Support yang prima dari penyedia armada angkutan ini sangat penting untuk menjaga kelancaran operasional perusahaan logistik," ujar Henri.
Bagi Isuzu, memperkuat layanan after sales service merupakan bagian dari upaya untuk bisa membantu para konsumen agar bisa beroperasi lebih efisien.
Maka dari itu, Isuzu memperbanyak ketersediaan suku cadang lokal sesuai standard Astra.
Upaya yang Dilakukan Isuzu
After Sales Service Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Budhi Prasetyo menyebut, pihaknya selalu berusaha menyediakan kebutuhan suku cadang di setiap area berdasarkan data history permintaan customer kepada outlet-outlet Isuzu di daerah.
"Kami berusaha memberikan solusi terbaik untuk customer dengan memberikan produk yang sesuai dengan harapan konsumen, harga yang kompetitif, dan life time produk yang sesuai ekspektasi customer. Sehingga, mereka bisa mendapatkan nilai yang terbaik," jelasnya. Lebih lanjut Budhi menyampaikan, lebih dari 95 persen permintaan suku cadang bisa mereka penuhi. Sedangkan, waktu tunggu untuk pengiriman ke daerah tergantung ketersediaan ekspedisi.
“Biasanya kalau bisa dijangkau dengan pesawat terbang maka kami kirimkan dengan pesawat terbang,” ujarnya.
Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mencatat arus pengiriman barang mengalami pertumbuhan hingga 40 persen selama pandemi Covid-19. Sedangkan, data Kementerian Perhubungan menyebutkan, pergerakan logistik nasional pada kuartal I/2021 naik sekitar 7 persen dibandingkan tahun lalu.
Kondisi ini turut memengaruhi penjualan Isuzu, terlebih dalam tiga bulan terakhir ini. "Total penjualan kendaraan komersial Isuzu sampai dengan Oktober 2021 sebanyak 19.600 unit dengan pencapaian pangsa pasar sampai dengan September 2021 sebesar 24,1 persen," beber General Manager Marketing PT IAMI, Attias Asril.
Dirinya memperkirakan, pada akhir tahun nanti akan terjadi kenaikan penjualan sebesar 60 persen di atas penjualan tahun lalu.
Advertisement