Begini Cara Isuzu Tekan Angka Kecelakaan yang Melibatkan Kendaraan Niaga

Kecelakaan yang melibatkan kendaraan niaga menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi, salah satunya adalah kemampuan pengendara dalam menguasai kendaraannya.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 16 Nov 2021, 09:38 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2021, 06:09 WIB
Isuzu
Isuzu menggandeng Kemhub dan dan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mencanangkan program pelatihan keselamatan berkendara bagi pengemudi truk. (ist)

Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan yang melibatkan kendaraan niaga menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi, salah satunya adalah kemampuan pengendara dalam menguasai kendaraannya.

"Kecelakaan kendaraan niaga saat ini masih menjadi kontributor terbesar kecelakaan di Indonesia. Penyebab utamanya adalah faktor internal atau person yang kurang memiliki kemampuan atau kompetensi dalam mengendarai kendaraan niaga,” terang Customer & Product Service Division Head PT Astra International Tbk-Isuzu Sales Operation (Astra Isuzu) Heri Wasesa di booth Isuzu di GIIAS 2021, Jumat (12/11/2021).

Berdasarkan data Korlantas Polri, sebanyak 100.028 peristiwa kecelakaan terjadi di sepanjang 2020. Dari peristiwa itu, sebanyak 113.518 korban luka ringan, 10.751 korban luka berat, dan 23.529 korban meninggal dunia.

Sementara itu, data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ,menyebut pada pertengahan Oktober 2021, rata-rata 2-3 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas tiap satu jamnya.

Tercatat, 61 persen kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia. Lalu, 30 persen karena faktor sarana prasarana, dan 9 persen akibat faktor pemenuhan persyaratan laik jalan.

Kerugian ekonomi akibat kecelakaan lalu lintas diperkirakan mencapai 2,9 hingga 3,1 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2020, atau setara dengan Rp 440 triliun hingga Rp 478 triliun dengan total PDB sebanyak Rp 15.434 triliun.

Untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia, Isuzu menggandeng Kemenhub dan dan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mencanangkan program pelatihan keselamatan berkendara bagi pengemudi truk.

"Kami siap berkontribusi menjaga kendaraan dan perilaku pengemudi untuk berkendara aman. Kami berharap, para pengemudi bisa berkendara dengan benar. Hal itu tentu bisa menghemat bahan bakar, menjaga keawetan kendaraan agar bisa tahan lama, dan aman di jalan,” jelas Heri. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tuai Sambutan Positif

Atas program ini, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menyambut baik langkah Isuzu dan Aptrindo yang selama ini peduli pada peningkatan keselamatan berkendara.

"Semoga ini menjadi kontribusi besar dalam mengurangi kecelakaan. Banyak kasus kecelakaan kendaraan niaga disebabkan oleh pengemudi yang kurang terampil, dengan pelatihan ini kita harapkan bisa mengurangi kondisi itu," ujar Budi.

Menurut Budi, saat ini masih banyak operator truk kelebihan muatan dan kelebihan dimensi kendaraan (over dimension overloading/ODOL) yang menjadi salah satu pemicu terjadinya kecelakaan. Selain itu, masih banyak ditemukan aspek teknis kendaraan dan kelaikan jalan yang tidak sesuai aturan.

Ketua Umum Aptrindo Gemilang Tarigan juga merespons positif langkah Isuzu yang memiliki program untuk kontribusi pengendalian angka kecelakaan. Terlebih lagi, program tersebut akan diikuti ribuan pengemudi dari sekitar 2.500 perusahaan pemilik truk anggota Aptrindo.

"Kita kolaborasi faktor human dengan kendaraan. Jadi, kualitas kendaraan terjaga, begitu juga dengan pengemudinya. Jadi bisa berkontribusi mengurangi angka kecelakaan," tutup Gemilang.

Infografis 8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan Covid-19

Infografis 8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya