Liputan6.com, Jakarta - Mercedes-Benz tengah khawatir akan kehilangan aset sebesar US$ 2,2 miliar atau setara dengan Rp 34 triliun, akibat rencana Rusia untuk menasionalisasi properti perusahaan asing yang pergi dari negaranya karena keputusan invasi ke Ukraina.
Hal tersebut, diungkapkan pabrikan mobil mewah asal Jerman tersebut dalam laporan keuangan tahunan.
Baca Juga
Disitat Reuters, Senin (14/3/2022), dalam laporannya tersebut jenama Bavarian juga mengatakan bahwa perang tersebut meningkatkan berbagai risiko, mulai dari gangguan suku cadang hingga pasokan energi atau bahkan serangan dunia maya.
Advertisement
"Risiko ini dapat diperburuk oleh potensi pengambilan aset anak perusahaan Rusia," tulis Mercedes-Benz.
Sementara itu, partai yang berkuasa di Rusia telah mengatakan jika pemerintah telah menyetujui langkah pertama menuju nasionalisasi aset perusahaan yang lebih dari 25 persen dimiliki oleh asing yang masuk ke daftar negara yang tidak bersahabat.
Mercedes-Benz sendiri memiliki pabrik mobil di kota Esipovo, 40 km barat laut Moskow dengan lebih dari 1,000 karyawan yang memproduksi sedan dan SUV E-Class.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pabrik Mercedes-Benz di Rusia
Fasilitas perakitan ini, diresmikan pada 2019 dengan dihadiri langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Itu adalah pabrik pertama dalam beberapa tahun yang dibuka oleh pembuat kendaraan asing di Rusia.
Di mana, investasi ke dalam industri otomotif sebelumnya yang sangat berkembang mengalami pelandaian di tengah sanksi barat dan ekonomi yang stagnan.
Berbicara saat peresmian, Putin mengatakan pabrik Mercedes-Benz ini akan memproduksi 25 ribu unit mobil per tahun dan investasi dalam proyek tersebut, berjumlah kurang dari US$ 300 juta.
Â
Advertisement