Presiden Jokowi: Kehadiran Mobil Listrik untuk Menekan Impor BBM

Visi dan misi pemerintah untuk mempercepat keberadaan elektrifikasi di sektor otomotif, ditanggapi serius oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi.

oleh Fahmi Rizki diperbarui 28 Mar 2022, 11:03 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2022, 11:03 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dengan tipe ultra fast charging pertama di Indonesia. (Dok. PLN)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dengan tipe ultra fast charging pertama di Indonesia. (Dok. PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Visi dan misi pemerintah untuk mempercepat keberadaan elektrifikasi di sektor otomotif, ditanggapi serius oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, dengan hadirnya kendaraan listrik di Tanah Air juga akan berdampak pada beberapa hal, di antaranya adalah menekan impor Bahan Bakar Minyak yang cukup tinggi serta untuk menyelamatkan APBN.

Dalam kesempatan Presidensi G20 di Indonesia, Jokowi, menegaskan melalui hadirnya Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), akan memiliki peran penting untuk kelangsungan dua hal di atas.

“(Hal itu) Membebani APBN kita, membebani defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan,” ujar Presiden Jokowi, dikutip dari laman resmi PLN.

Dengan hadirnya mobil listrik dan motor listrik, tentunya ini akan memberikan sebuah komitmen kepada dunia bahwa Indonesia juga ingin menjadi bagian dari proses transisi dari mesin konvensional ke elektrifikasi.

"Presidensi G20 adalah kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk menunjukkan berbagai komitmen terhadap pengurangan emisi CO2," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan kesiapan PLN guna mendukung konversi kendaraan BBM ke listrik. Pelaksanaan konversi ini dapat menekan subsidi BBM di APBN, menghemat devisa serta menciptakan kemandirian energi nasional.

“Kalau sebelumnya menggunakan kendaraan berbasis BBM yang berasal dari fosil dan mahal (impor), sekarang digantikan kendaraan listrik yang lebih murah dan diproduksi dalam negeri energinya,” terang dia.

Tak hanya itu, program ini merupakan bagian dari upaya transisi energi bersih untuk mencapai target net zero emission pada 2060.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

PLN Hadirkan SPKLU Fast Charging

Khusus untuk mendukung KTT G20 terutama terkait showcase kesiapan Indonesia menghadirkan ekosistem kendaraan listrik, PLN menyediakan 60 SPKLU ultra fast charging 200 kilo watt (kW) dengan investasi Rp 72,84 miliar.

SPKLU ultra fast charging ini berfungsi sebagai media pengisian listrik 656 unit kendaraan listrik yang akan beroperasi selama pelaksanaan KTT G20.

“Dengan SPKLU ultra fast charging 200 kW tersebut, pengisian daya kendaraan listrik hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit untuk 1 kendaraan,” jelasnya.

Selain SPKLU ultra fast charging, PLN juga membangun 21 unit SPKLU fast charging dan memberikan dukungan dalam penyediaan 150 unit home charging. Di sisi lain, sumber listrik yang digunakan SPKLU ultra fast charging dan home charging telah memiliki sertifikasi energi terbarukan ( renewable energy certificate /REC).

Infografis Journal Indonesia Sambut Endemi, Lebaran Bisa Mudik Lagi

Infografis Journal Indonesia Sambut Endemi, Lebaran Bisa Mudik Lagi
Infografis Journal Indonesia Sambut Endemi, Lebaran Bisa Mudik Lagi (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya