Liputan6.com, Jakarta Salah satu produsen kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) asal Cina, BYD Automobile akan memperluas penjualan mereka ke Asia Tenggara. Filipina dan Indonesia pun bersaing untuk menjadi tuan rumah dari pabrik perakitan mobil listrik BYD.
Menurut Caferino Rodolfo, Wakil Menteri Perdagangan Filipina untuk wilayah Asia Tenggara, pihak BYD sedang dalam tahap diskusi lanjutan dengan Negeri Lumbung Padi tersebut. Perwakilan BYD sendiri telah melakukan survei ke Filipina dan kemungkinan akan segera mengambil keputusan pada 2023.
Sementara itu, Indonesia juga sedang berdiskusi dengan BYD mengenai potensi investasi yang akan didapat. Dalam hal ini, Indonesia menawarkan tax holiday, insentif, serta akses ke bahan baku untuk memproduksi baterai.Â
Advertisement
Tawaran tersebut digadang-gadang cukup menarik bagi BYD untuk mendirikan pabrik mereka di Indonesia. Mengingat Indonesia dan Filipina memang merupakan penyumbang cadangan nikel terbesar dunia yang merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan kendaraan listrik, kedua negara ini memang menjadi pilihan yang tepat untuk BYD.
"Kami dipilih bukan karena berbiaya produksi yang rendah, tetapi kami adalah solusi yang tepat untuk komitmen emisi net zero mereka," kata Rodolfo.
Â
Tarif Listrik Mahal
Rodolfo juga menambahkan bahwa, Filipina pernah melewatkan peluang investasi EV karena tarif listriknya yang mahal, seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (4/3/2023). Namun saat ini negara tersebut berambisi untuk memposisikan dirinya sebagai pusat fasilitas manufaktur yang berkelanjutan atau sustainable.
Di sisi lain, Indonesia juga telah menyatakan ambisinya untuk memasuki era kendaraan listrik. Tekad ini telah diperkuat dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.
Advertisement