Liputan6.com, Jakarta - Leapmotor akan segera melakukan produksi kendaraan listriknya di pabrik milik Stellantis, di Polandia. Model ramah lingkungan yang dimaksud adalah Leapmotor T03 yang merupakan bagian dari usaha patungan antara kedua produsen kendaraan tersebut.
Disitat Reuters, berdasarkan dua sumber yang mengetahui rencana tersebut, produksi mobil listrik ini menjadikan Leapmotor menjadi produsen mobil listrik Tiongkok pertama yang mulai produksi di Eropa.
Produksi mobil listrik kecil T03 ini, dapat dimulai sebelum akhir Juni, dengan skema semi-knocked down (SKD).
Advertisement
Sementara itu, Stellantis pada Oktober lalu sepakat untuk membeli 21 persen saham Leapmotor senilai 1,5 miliar Euro (Rp25,7 triliun) dan mendirikan perusahaan urunan yang berbasis di Belanda bernama Leapmotor International yang dikendalikan oleh Stellantis.
Namun, juru bicara Stellantis sendiri, masih menolak berkomentar terkait rencana tersebut. Sedangkan perwakilan Leapmotor, belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan secara resmi.
Sebagai informasi, Leapmotor T03 yang memiliki daya jangkau 280 km, sudah diimpor ke beberapa pasar Eropa, termasuk Perancis dengan harga 20 ribu euro.
Model ramah lingkungan ini, akan membantu Stellantis meningakatkan penawaran mobil listrik harga murah, yang saat ini dikuasai oleh Renault Dacia Spring dan BYD Seagull.
Chery Siap Jual Omoda dan Jaecoo di Italia Mulai Kuartal Tiga 2024
Chery Auto akan mulai menjual mobil dengan merek Omoda dan Jaecoo di Italia pada kuartal ketiga 2024. Dengan masuknya, jenama asal China tersebut ke Negeri Pizza, menjadikan negara tersebut sebagai pasar kedua di Eropa.
Disitat dari Reuters, pada akhir 2025 Chery merencanakan tiga model SUV, dengan masing-masing untuk merek Omoda dan Jaecoo dengan berbagai jenis penggerak sebagai pilihan.
Chery sendiri, merupakan salah satu dari beberapa produsen mobil Tiongkok yang membawa kendaraan berbiaya rendah, dan sebagian besar kendaraan listrik ke Eropa.
Sebelumnya, Chery telah menjual berbagai mobilnya di Spanyol pada awal tahun ini, dan akan mulai penjualan di Inggris dan Polandia sebelum akhir 2024 dan pasar utama Benua Biru lainnya.
Sementara itu, ketegangan juga tengah terjadi antara Tiongkok dan Uni Eropa, yang tengah menyelidiki apakah produsen kendaraan listrik Tiongkok mendapat keuntungan dari subsisi pemerintah yang tidak adil.
Advertisement