Tesla Gandeng CATL Bikin Baterai Mobil Listrik Canggih

Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla dikabarkan tengah menjalin kerja sama dengan produsen baterai CATL

oleh Arief Aszhari diperbarui 28 Mar 2024, 07:08 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2024, 07:08 WIB
Ford Manfaatkan Supercharger Tesla Atasi Kekhawatiran Isi Baterai EV (Carscoops)
Ford Manfaatkan Supercharger Tesla Atasi Kekhawatiran Isi Baterai EV (Carscoops)

Liputan6.com, Jakarta - Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla dikabarkan tengah menjalin kerja sama dengan produsen baterai CATL, untuk pengembangan baterai kendaraan listrik dengan sistem pengisian daya yang lebih cepat. Hal tersebut, disampaikan oleh CEO CATL, Robin Zeng.

Namun, seperti disitat dari Electrive, Robin Zeng sendiri tidak memberikan detail informasi terkait kerja sama pengembangan pengisian baterai mobil listrik cepat tersebut.

Hanya saja, ia menyatakan, bahwa saat ini perusahaan tengah meneliti khususnya tentang struktur elektrokimia baru, merujuk pada sel kimia.

Sementara itu, melihat model kompak Tesla yang dirancang dengan harga US$25 ribu dan kerja sama pengembangan teknologi baterai dengan CATL memungkinkan adanya ruang untuk pengurangan biaya.

Selain itu, Zeng juga telah mengkonfirmasi jika CATL1 memasok mesin untuk pabrik Tesla di Nevada. Bahkan, menurut siaran Arena EV, Tesla bukan satu-satunya perusahaan otomotif yang mengandalkan keahlian CATL dalam memproduksi baterai.

Produsen mobil seperti BMW, Mercedes-Benz, dan Nio juga masih mengandalkan pasokan baterai dari CATL untuk kendaraan listriknya.

CATL juga sudah membuat kesepakatan lisensi teknologi baterai dengan Ford serta akan melatih para insinyur dari Ford untuk keperluan tersebut.

Persaingan Sengit, Produksi Tesla di Tiongkok Melandai

Permintaan di pasar kendaraan listrik di Tiongkok tengah berkurang, dan hal ini menjadikan salah satu perusahaan asal Amerika Serikat, Tesla menurunkan produksinya di fasilitas besarnya di Shanghai. Demikian laporan dari Arena EV, ditulis Senin (25/4/2024).

Dalam laporan tersebut, para pekerja di pabrik Tesla Shanghai, saat ini hanya memiliki lima hari jam kerja dalam sepekan. Jumlah tersebut, berkurang dari enam hari dalam sepekan, yang diterapkan sebelumnya.

Selain itu, dalam lini produksi tertentu, termasuk bengkel baterai juga mengalami penangguhan yang lebih lama, kata salah satu sumber orang dalam Tesla.

Sementara itu, Tesla juga mengisyaratkan, perlambatan produksi ini setidaknya akan berlangsung hingga April 2024.

Keputusan untuk memperlambat laju produksi Tesla ini, karena memang terjadi pergeseran industri yang lebih luas dalam pasar kendaraan listrik Tiongkok yang tengah berkembang.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya