Liputan6.com, Hongkong - Pendiri dan mantan CEO Tesla, Martin Eberhard, mengungkapkan kekecewaannya mengetahui bahwa produsen mobil yang pernah ia bangun bersama Marc Tarpenning kini memutuskan untuk membatalkan rencana mobil murahnya di tengah persaingan ketat dengan kompetitor dari China.
"Kami berdua sudah membaca di berita, Tesla menunda atau mengeliminasi program low-end Model 2 mereka, yang merupakan hal yang memalukan bagi mereka, tapi itu adalah tanda bahwa China memiliki peluang untuk benar-benar menyebar ke sana," kata Eberhard pada agenda HSBC Global Investment Summit di Hong Kong, Selasa (9/4/2024) sebagaimana dikutip dari Reuters.
Baca Juga
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Tesla membatalkan rencana mobil listrik murah yang telah lama ia janjikan kepada para investor sebagai pendorong pertumbuhan.
Advertisement
Keputusan tersebut mengingkari tujuan awal yang diungkapkan oleh Elon Musk sendiri dalam rencana induk perusahaan pada tahun 2006 untuk mengawali produksi model-model mewah terlebih dahulu dengan niatan mengambil keuntungan darinya kemudian sebagai modal pembiayaan produksi mobil keluarga yang lebih ekonomis.
Opsi mobil paling murah Tesla saat ini tersedia di sedan Model 3 dengan banderolan $39.000 untuk pasar AS atau di sekitar Rp 620 juta (Rp 1,5 miliar saat masuk Indonesia lewat importir umum).
Sementara mobil listrik entry-level Model 2 diperkirakan akan memiliki banderolan sekitar $25.000 atau di kisaran Rp 397,5 juta.
Kendati demikian, Tesla akan menggunakan platform kendaraan kecil yang sama untuk pengembangan robotaxi miliknya untuk optimis meluncur pada 8 Agustus mendatang. Setidaknya itulah yang menjadi dalih Musk menepis isu pembatalan Model 2 secara total.
Belum ada tanggapan resmi dari perusahaan mengenai kabar Model 2 apakah akan dibatalkan atau ditunda lebih lama, kecuali ocehan CEO Elon Musk di platform X.
Robotaksi Tesla
CEO Tesla, Elon Musk menepis kabar batalnya proyek mobil murah Tesla Model 2 dengan unggahan di platform media sosial X segera setelah laporan dari Reuters tersebar ke publik pada Jumat (5/4/2024) lalu. "Reuters berbohong (lagi)," singkatnya.
Esok hari setelahnya, Musk mengunggah sebuah pengumuman singkat bahwa proyek taksi otonom tanpa supir, robotaxi Tesla akan segera diperkenalkan pada 8 Agustus mendatang.
Tesla Robotaxi unveil on 8/8
— Elon Musk (@elonmusk) April 5, 2024
Detail mengenai peluncuran ini masih terbatas. Namun yang pasti, Musk memakai ini sebagai dalih bahwa mobil listrik murah Tesla Model 2 miliknya tak sepenuhnya mati, hanya kini tanpa kemudi dan mewariskan platformnya kepada robotaxi.
Pemilihan jadwal momen debut robotaxi Tesla menjadi menarik karena ini akan terjadi setelah Ford menyerah pada mobil pintar robotaxi dan GM Cruise belum pulih dari dampak kerusakan besar pada tes kendaraan serupa miliknya.
Disitat dari Carscoops, Elon Musk mengungkapkan setelah self-driving disetujui oleh regulator, layanan tumpangan mobil tersebut dapat dipesan di mana pun untuk secara otomatis menghampiri pemesan, juga membiarkan penumpang leluasa melakukan hal lain selama perjalanan.
Selain itu, robotaxi juga memungkinkan pemilik menghasilkan uang dari mobil mereka ketika mereka tidak menggunakannya.
Walau begitu, pengembangan robotaxi Tesla sudah berlangsung sejak hampir delapan tahun lamanya dan Musk belum membuktikan rekam jejak terbaik sejak dia menulis master plan mengenai taksi otonom ini.
Advertisement