Periklindo Tolak Keras Insentif Mobil Hybrid

Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) kembali menegaskan menolak pemberian insentif mobil hybrid

oleh Arief Aszhari diperbarui 05 Sep 2024, 06:15 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 06:15 WIB
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko
Isu baterai yang paling utama, bagaimana jika habis di tengah jalan," jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) kembali menegaskan menolak pemberian insentif untuk mobil hybrid. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum Periklindo, Moeldoko, saat konferensi pers EV Conference, di Jakarta, Rabu (4/9/2024).

"Tidak mendukung hybrid mendapatkan subsidi ya, diperjelas," kata Moeldoko.

Sementara itu, Tenggono Chuandra Phoa, Sekretaris Jenderal Periklindo menegaskan, perkumpulan ini menjadi yang pertama membuat pameran kendaraan listrik, dan negara lain masih berpikir terkait model ramah lingkungan ini, tapi Indonesia sudah katakan jika bergerak ke arah mobil listrik murni, dan tidak ada yang lain.

"Kewajiban kita sebagai Periklindo, perjuangkan kendaraan listrik di Indonesia, kami tidak mendukung hybrid. Hybrid masih bahan bakar fosil. Fosil didukung subsidi pemerintah," tegasnya.

"Kalau subsidi pemerintah tambah baterai lagi saya kira nggak cocok ya. Maaf kami tidak mendukung hybrid. Kalau mau hybrid ya jangan bicara di tempat kita lah," tukasnya.

Sebelumnya, memang beberapa pabrikan asal Jepang cukup gencar meminta pemerintah untuk bisa memberikan insentif hybrid. Pasalnya, meskipun masih menggunakan bensin, namun mobil hybrid juga memiliki peran besar untuk mengurangi emisi.

Tapi, pemerintah sendiri, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dengan tegas mengatakan tidak ada penambahan atau ubahan dari regulasi untuk industri otomotif pada tahun ini. Dengan kata lain, upaya untuk bisa insentif mobil hybrid ini disahkan, menjadi sia-sia.

Bertolak belakang dengan Periklindo, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) justru mendung pemberian insentif hybrid yang masih diusahakan oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. Meskipun, bantuan untuk mobil dengan mesin bensin dan motor listrk ini, diakui tidak harus sebesar mobil listrik murni.

"Kami sependapat bahwa mobil hybrid sebaiknya juga mendapatkan insentif, walaupun tidak sebesar mobil full listrik," ujar Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto, dikutip dari Antara.

Gaikindo Dukung Insentif Hybrid

Jongkie berpendapat, mobil hybrid berhak mendapat insentif karena efisiensi bahan bakarnya yang jauh lebih baik dibandingkan mobil konvensional.

Kombinasi mesin pembakaran internal (ICE) dan motor listrik membuat mobil hybrid mampu mengurangi konsumsi bahan bakar secara signifikan, yang tidak hanya menghemat pengeluaran konsumen, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Efisiensi ini, sambungnya, juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas buang, menjadikan mobil hybrid sebagai pilihan yang lebih ramah lingkungan dan membantu pemerintah mencapai target nol emisi pada 2030.

"Mobil hybrid sudah hemat BBM yang cukup signifikan, sudah rendah polusi karena mesin ICE jarang hidup, bisa langsung beroperasi," kata Jongkie.

 

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya