Saat Hasto Segarkan Memori Warga dengan Progam-program Ahok

Hasto mengatakan, jika warga Jakarta ada yang tidak ingat Ahok-Djarot dapat melihat sungai-sungai yang kini sudah bersih.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 02 Apr 2017, 15:03 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2017, 15:03 WIB
Hasto Kristiyanto
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto saat mengunjungi kantor Liputan6.com, di SCTV Tower, Jakarta, Senin (6/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen DPP PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto berkampanye untuk pasangan petahana Ahok-Djarot di Kelurahan Koja, Kecamatan Koja RT 001/RW 001, Jakarta Utara. Kampanye ini juga untuk melihat pelaksanaan Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP), kinerja pasukan warna-warni, serta dengar pendapat masyarakat tentang tata ruang DKI.

Begitu sampai di lokasi, Hasto yang datang bersama anggota DPR Rieke Dyah Pitaloka dan KH Munib, langsung bercengkrama dengan warga penghuni Rumah Susun Koja.

"Antusias warga menunjukkan kesadaran politik masyarakat Jakarta dalam pemilihan gubernur sangat tinggi," kata dia di lokasi, Minggu (2/4/2017).

Dalam kesempatan tersebut, tak lupa Hasto menyampaikan salam dari Ketua Umun DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Hasto kemudian menanyakan kepada warga, apakah kenal dan ingat pada Ahok-Djarot? Kalau tidak ingat, maka lihatlah sungai-sungai yang kini sudah bersih.

"Kalau ada yang enggak kenal Ahok-Djarot, maka lihat Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan kartu untuk para lansia yang akan segera dibuat. Kenali juga pasukan oranye yang menyatu dengan warga untuk membersihkan sungai dan gang supaya hidup kita lebih sehat," beber dia.

Hasto juga meminta warga yang belum mengenal Ahok untuk melihat pasukan hijau. Pasukan ini telah membuat Jakarta penuh dengan taman, hijau dan bersih. Atau melihat pasukan warna biru yang membantu pembanungan infrastruktur.

"Cuma warna merah yang belum ada. Maka kemudian Pak Djarot saat blusukan melihat rumah warga yang enggak layak huni, dan digagas pasukan merah untuk memperbaiki rumah-rumah rakyat," imbuh dia.

Menurut Hasto, ada banyak pihak yang takut berkompetisi dengan Ahok-Djarot karena sadar program yang dijalankannya selama menjadi pemimpin DKI membuat masyarakat puas. Pihak yang takut ini kemudian menyerang Ahok-Djarot beserta pendukungnya melalui isu SARA.

"Pak Ahok dikatakan enggak mengerti Ketuhanan yang Maha Esa. Padahal kita lihat sendiri, Pak Ahok bukan hanya percaya pada Tuhan yang Maha Esa tapi juga membuktikannya dengan membuat program yang mempermudah orang untuk ibadah. Dibangun masjid di balai kota yang megah, juga membuat masjid di Daan Mogot dan diberi nama Masjid Raya KH Hasyim Asyari. Makam Mbah Priok juga dimuliakan menjadi daerah wisata religius," beber Hasto.

Ia menambahkan, semua ini dilakukan karena Ahok-Djarot sadar kekuasaan untuk mensejahterakan masyarakat khususnya yang miskin. Karena itu, dikeluarkan KJP dan KJS. Selanjutnya pada 17 April setelah kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta, akan langsung diterbitkan Kartu Jakarta Lansia.

"Nah, bagi yang belum menerima KJP, KJS, dan yang lansia belum terdata, tolong segera diurus. Sekiranya bapak ibu percaya, kepemimpinan yang memberantas korupsi, enggak setuju mark up anggaran, maka jangan ragu pilih nomor dua pada 19 April nanti," Hasto menandaskan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya